Rentang masa
tiga bulan dari catatan pertama, sekilas kisah tentang seorang perempuan
bernama Rhensi yang sudah menjalani kehidupan barunya sebagai seorang istri
dari laki-laki yang mencintainya, terlihat sudah nampak kebahagian di antara
mereka sekalipun sesekali terjadi 'gesekan-gesekan' yang menjadi petanda dari
awal penyatuan perbedaan di antara keduanya dalam membangun mahligai rumah
tangga. Mereka pun berhasil mengatasinya dengan kepala dingin, senyum bahagia
pun sudah mulai mengembang pada bibir merahnya, yang bertanda ia sudah mulai
bisa menyesuaikan diri dengan status barunya.
Hidup itu seperti musik, yang harus di komposisi oleh telinga, perasaan dan instink, bukan oleh "peraturan"
Minggu, 22 September 2013
Selasa, 11 Juni 2013
KETIKA ASA TAK LAGI BERPIHAK
"Sekuat apapun kita
berusaha,
senekat apapun kita beraksi.
Akan tetapi, Tuhan lah yang mengatur
semuanya".
Senin, 27 Mei 2013
HASIL UNAS 2013
Hasil Ujian Nasional (Unas)
tahun 2013 untuk jenjang SMA/SMK/MA telah diumumkan secara serentak pada hari
Jum’at (24/05/2013) kemarin. Dari berbagai berita yang dipublikasikan di
Kompas.com, diperoleh informasi bahwa dalam Ujian Nasional tahun 2013 terdapat
12 (dua belas) siswa yang memperoleh nilai UN murni tertinggi
se-Indonesia dan 10 (sepuluh) sekolah dengan rata-rata nilai murni tertinggi
Unas se-Indonesia.
Label:
Gagasan,
Pendidikan
Minggu, 21 April 2013
PENGEMBOSAN POLITIK EPISODE III?
Oleh: Ainur Rohim
"Saya ini seperti orang teler, setelah
menenggak bir bintang langsung nyender di beringin, kemudian diseruduk
banteng," tutur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika memberi sambutan
pada acara perayaan Isra Miraj di Markas Golkar, Slipi, Jakarta menjelang Pemilu
1987.
Itulah gaya tokoh yang belum begitu lama duduk di
pucuk pimpinan NU itu, di hadapan sekitar 2.000 undangan, termasuk Ketua Umum
Golkar, Sudharmono dan Sekjennya, Sarwono. Dengan itu ia ingin menyatakan, NU
berada di atas semua golongan.
Itu pernyataan Gus Dur, Ketua Umum PBNU, seperti
dimuat majalah mingguan Tempo edisi 11 April 1987. Pernyataan itu disampaikan
menjelang Pemilu 1987 dan pasca-NU secara legal-formal menyatakan kembali ke
Khittah 1926 sesuai keputusan muktamar NU ke-27 di Pondok Salafiyah Syafi'iyah
Asembagus Situbondo, Jatim pada 1984. NU menjaga jarak yang sama dengan ketiga
kekuatan sosial yang ada (PPP, Golkar, dan PDI). NU ada di mana-mana dan NU tak
ke mana-mana.
Label:
Essay
Langganan:
Postingan (Atom)