Senin, 08 Desember 2014

Datang Tampak Muka, Pulang Tampak Punggung

 'Datang tampak muka, pulang tampak punggung.
Sebab, dalam mengelola Persepam kami berstatus sebagai tamu'.
Sebuah ungkapan menarik dari seorang Achsanul Qasasi, yang tidak lain merupakan mantan Manajer Persepam-MU dalam tiga musim terakhir. Yakni sejak Persepam berlaga di Devisi Utama musim 2011-2012 hingga kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2012 hingga 2014.

Sebagaimana kita ketahui, sejak dikelola PT Pojur Madura United. Persepam yang tidak lain merupakan Persatuan Sepakbola Pamekasan, mengalami perubahan nama dengan menambah kata Madura United (MU) selama berkompetisi di pesepakbolaan tertinggi tanah air. Bahkan sejumlah branding dan julukan juga mengalami perubahan.
Persepam yang awalnya dikenal dengan julukan Laskar Ronggosukowati, yang tidak lain merupakan pejuang dan salah satu pioner dari Kabupaten Pamekasan. Berganti julukan menjadi Laskar Sape Kerap, yang mana istilah Sape Kerap tersebut diambil dari satu jenis kebudayaan Madura, Kerapan Sapi.
Uniknya, nama Madura United terdengar jauh lebih terkenal dari nama asal klub asal Pamekasan tersebut, yakni Persepam. Bahkan, dalam beberapa kali siaran langsung di televisi yang menayangkan Persepam saat melakoni pertandingan, baik itu laga kandang maupun laga tandang. Nama Madura United lebih sering terdengar daripada nama Persepam.
Bahkan, alih-alih dari Persepam menjadi Madura United FC menuai kecamatan dari pendukung Persepam di Kabupaten Pamekasan. Dan tidak jarang mereka 'men-justice' pengelola Persepam-MU (PT Pojur Madura United) sengaja memberikan label tersebut, untuk 'menjauhkan' Persepam dari Kabupaten Pamekasan.
Tetapi, pihak Manajemen Persepam-MU membantah keras tudingan tersebut. Sebab, selama ini pihaknya tetap komitmen untuk mensosialisasikan nama Madura ke publik Nusantara, dan tentunya melalui Persepam yang dinilainya merupakan tim kebanggaan masyarakat Madura dan bukan hanya masyarakat Pamekasan saja.
Sekalipun Persepam merupakan tim yang berasal dari Kabupaten Pamekasan. Tapi saat melakoni laga kandang, tidak sekalipun Persepam berlaga di Pamekasan. Justru Persepam memilih gelar laga di Stadion A Yani, Sumenep, selama berlaga di kompetisi Devisi Utama, dan di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) pada kompetisi ISL selama dua musim.
Sementara, di Pamekasan sendiri Persepam belum memiliki stadion yang layak huni untuk dijadikan sebagai Homebase saat tim berjuluk Laskar Saper Kerap menjamu tim-tim tamu peserta kompetisi. Baik Devisi Utama maupun ISL.
Setelah tiga tahun mengelola Persepam, PT Pojur Madura United menyerahkan Persepam ke Pemkab dan Askab PSSI Pamekasan, secara lisan pada Kamis (16/10/2014) lalu. Yang sebelumnya Achsanul Qasasi menyatakan mundur sebagai  Manajer Persepam-MU, pada Senin (06/10/2014). Setelah terpilih sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) periode 2014-2019.
Sekalipun sudah diserahkan secara lisan, pihak PT Pojur tetap komitmen untuk menyelesaikan tanggungjawab klub terhadap pemain dan offisial. Sebab hingga saat ini pihak Pojur belum menyerahkan Persepam secara tertulis karena adanya sejumlah tanggungjawab yang belum tuntas. Sementara, pihak Pemkab dan Askab PSSI tetap menunggu penyerahan secara resmi.
Namun demikian, Pemkab dan Askab PSSI Pamekasan sudah memilih MH Said Abdullah sebagai sosok manajer Persepam dan suksesor Achsanul Qasasi. Guna menghadapi kompetisi mendatang.




Klik juga di :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar