Jumat, 26 Juni 2009

Kepemimpinan Keorganisasian


By ; Coel Arifin

Perebutan ketua terjadi mulai dari tingkat rayon yang terkadang menimbulkan persoalan kebelakang. Dibeberapa tempat, cabang-cabang terjadi banyak permasalahan sebagai akibat dari perebutan ketua umum. Dalam praktek kita memcoba menggali berbagai problem yang terjadi sekaligus dengan solusinya. Antara lain:
1. Peserta diminta untuk menuliskan sifat paling jelek yang dimilikinya.
2. Peserta diminta menuliskan kelemahan dan kelebihannya.
3. Peserta diminta untuk saling menukarkan kertas yang berisi sifat jelek, kelemahan dan kelebihannya
4. Masing-masing peserta membaca kertas temannya kemudian diminta memberikan penambahan sifat, kelemahan dan kelebihan temannya.
5. Salah satu peserta diminta secara berani mengungkapkan perasaannya ketika mengungkapkan perasaan temannya dan perasaan dirinya.

Sifat baik :
1. Menghargai orang lain
2. Bisa bergaul dengan siapapun
3. Bekerja keras

Sifat jelek :
1. Sulit menerima jika disakiti
2. Angkuh pendendam

Perasaan ketika mengungkapkan :
1. Berat tidaknya mengungkapkan kepribadian, sifatnya personal, tak seorangpun yang menginginkan diketahui kelemahannya.
2. Malu mengungkapkankebaikan karena dikira sombong
3. Belum mengetahui bagaimana sifat yang sebenarnya karena sebelumnya belum saling mengenal.
4. Penulisan sifat baik, kekurangan dan kelebihan dapat dikatakan sudah jujur, tetapi mungkin kurang maksimal dalam mengungkapkannya. Secara pribadi, senang jika sifat jeleknya diketahui oleh orang lain.
5. Peserta diminta menulis kelemahan dan kelebihan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
6. Peserta diminta saling menukar kemudian mengkoreksi dan menambahi.

Kelebihan :
- Jaringan luas
- Nama besar
- Tahan banting
- Bisa membentuk kader militant

Kepemimpinan :
1. Personal
Kenali Diri

kita tidak akan mudah hidup jika kita tidak mengetahui diri kita. Proses kepemimpinan yang baik adalah jiika kita mengetahui diri kita sendiri. Kita harus mengetahui apa kekurangan dan kelehihan kita, karena tanpa itu kirta sulit memahami diri kita. Konsep kepemimpinan yang pertama dalaha kita bisa memehami siapa diri kita. Usaha mendialogkan diri kita dengan realitas (resiensi). Dengan mengetahui kelemaham kita dapat berusaha untuk meningkatkannya. Dengan berorganisasi kita bisa saling melengkapi kekurangan-kekurangan yang saling kita miliki. Dengan mengetahui kekurangan diri kita bisa menangkap peluang

Tentukan Visi
Banyak teman-teman pasti akan bingung ketika ditanya mengapa kuliah di PTS X? karena mereka tidak mengetahui untuk apa dan mengapa ia kuliah di situ. Apa yang menjadi sejarah masa depan kita? apa target pribadi kita? adalah syarat mutlak yang harus kita miliki. Visi merupakan sejarah masa depan yang perlu untuk dirumuskan. Problem organisasi terkadang berangkat dari persoalan-persoalan pribadi yang pada akhirnya dapat menghambat jalannya organisasi. Kalau dalam organisasi tidak ada yang memenej, maka akan mnjadi momok dalam oragnisasi itu sendiri. 
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi penekan kekuatan politik sehingga harus dimanage. Bagaimana kita harus bisa mendistribusikan kader-kader yang memiliki potensi di bidang politik. Jika tidak seperti itu, bisa menimbulkan konflik organisaqsi (tidak terlepas dari orang-orang yang sudah seharusnya tidak di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Kita jadi kan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia semacam koperasi untuk menaih karier dan belajar, kita bisa menyimpan dan meminjam kelebihan dan kelemahan. Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tidak hanya mencetak kader, tetapi kader tersebut harus dikemanakan? 
Ambil Langkah/Bila Perlu Beresiko
Jika anda memiliki target, anda juga harus siap dengan sgala kemungkinan. Kadangkala seseorang kalau terlalu berharap, ia cenderung melupakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Kita harus siap dengan alternative-alternatif yang lain. Seorang pemimpin tidak boleh memiliki sikap murung atau bersedih walaupun sedang menghadapi kesulitan.Kita harus siap dan berani dalam menhadapi segala masalah-masalah yang muncul.

Komunikasi
Tidak banyak dari kita bisa mengungkapkan pikirannya walaupun dia orang yang tergolong cerdas. Komunikasi merupakan salaha satu kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin sehingga diharapkan mampu melakukan negoisasi. Performance dan gaya bicara juga perlu ditekankan, karena harga diri kita dapat terlihat dari cara berpakaian kita.

Evaluasi Hasil
Apa yang menjadi target kita harus dievaluasi untuk melihat sejauh mana langkah-langkah yang telah kita lakukan. Kemajuan-kemajua yang tercapai dapat dijadikan ukuran untuk kepemimpinan selanjutnya. Kelebihan harus dikembangkan dan sebaliknya segala kekurangan-kekurangan harus dilengkapi. 

2. Conporat/Organisasional
Kenali Organisasi Anda
Kelemahan di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah tidak adanya persediaan pendanaan yang teratur. Kemudian yang kedua adalah kaderisasi. Memahami karakter setiap kader yang kemudian didstribusikan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kenali Visi
Apa yang menjadi rumusan terkadang hanya menjadi huruf-huruf yang tidak dilaksanakan.
Ambil Resiko (Langkah)
Untuk menjalankan apa yang menjadi visi atau realitas organisasi. Disitu aka terjadi benturan-benturan. 
Komunikasi Organisasi Yang Efektif
Dalam organisasi harus mampu menjalin kompunikasi yang baik.

Mengecek Hasil
Forum-forum yang ada sering kali hanya menjadi semacam temu kangen. Tidak ada konsistensi untuk menajalankannya. Workshop kaderasasi yang dilaksanakan pada saati ini dengan tujuan menyusun materi kaderisasi sedikit menyimpanga, sebab hal tersebut sudah pernah dirumuskan pada muspim. Workshop kali ini lebih pada melakukan desain dan implikasi yang perlu dilakukan. 

KONSEP DASAR PERILAKU KEORGANISASIAN
Pengertian

Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masayarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986).
Manajemen organisasi adalah strategi pengelolaan lembaga untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efesien.

Perilaku berorganisasi meliputi 3 ranah utama komponen yaitu:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
4. Komponen Organisasi

Komponen penting organisasi meliputi :
 Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara lain :
o Tujuan Jangka panjang
o Tujuan Jangka menengah dan
o Tujuan Jangka pendek

 Struktur
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan system kerja yang efektif dan efesien.

 Sistem
Terbagi dalam komponen penyusun yang saling terikat dan keterikatan, yaitu :
o Input
o Proses
o Output
o Feedback

Organisasi Profesi
Asosiasi profesi, mengingat kembali kalimat William Smith, “sebenarnya tak lain dari bentuk formal pertemanan antara orang-orang seprofesi. Karena bentuknya yang formal, maka asosiasi profesi biasanya mempunyai aturan-aturan, kode etik, syarat keanggotaan, bahkan yang lebih serius lagi mempunyai dewan kehormatan atau dewan pertimbangan yang bertugas untuk menegakkan disiplin organisasi”.
Apa keuntungan kita untuk bergabung dalam satu asosiasi profesi? Jelas bahwa keuntungannya besar, terutama kalau anda adalah seorang pemula. Manfaat yang paling minimal adalah bahwa anda secara formal diakui sebagai salah satu professional pada bidang tertentu. Walaupun baru masuk kuliah, tetapi anda telah bergabung dalam satu asosiasi profesi atau apapun yang lain, minimal secara formal anda akan diakui sebagai seorang jurnalis, seorang karateka, seorang pecinta alam, seorang pemain basket dll. Apalagi kalau untuk menjadi anggota asosiasi itu anda harus memenuhi sekian syarat, termasuk di antaranya ujian kecakapan profesi. Dengan demikian baik di antara teman-teman seprofesi maupun di hadapan masyarakat luas, anda akan diakui sebagai professional bidang tersebut.
Tetapi yang tak kalah penting sebenarnya justru di luar sisi formal keanggotaan itu sendiri. Yang lebih penting adalah bahwa anda masuk dalam kelompok professional bidang tertentu, yang mempunyai kebiasaan-kebiasaannya sendiri, cara berpikirnya sendiri, cara berpakaiannya sendiri, cara hidupnya sendiri dan lain-lain. Dengan bergaul intens dengan mereka, akan sangat mudah bagi anda untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan tuntutan profesi anda. Ingat, profesi adalah hidup anda sendiri, dengan seluruh seginya, baik menyangkut syarat-syarat keahlian maupun syarat-syarat non keahlian yang oleh masyarakat (pasar) dianggap penting. Dengan segala maaf, profesi juga menyangkut bagaimana anda berbicara, bagaimana anda berjalan, bagaimana anda berpakaian, bagaimana anda berdandan, bahkan juga aroma parfum anda.

Kiat-Kiat Mendapatkan Keturunan


Tidak jarang pasangan suami-isteri yang merindukan keturunan. Tapi belum dikaruniai keturunan walaupun mereka sudah lama bersuami-isteri.Usaha telah mereka lakukan. Pada dokter dan pengobatan alternatif telah mereka jalani. Tapi belum juga mereka dianugrahi keturunan.
Islam memberikan solusi bagi mereka yang mendambakan keturunan. Manusia harus berusaha Allah swt yang menentukan. Dalam keseharian kita tidak jarang kita temui Allah swt memberikan karunia di luar dugaan kemampuan kita. Solusi inilah yang kita harapkan dari-Nya. Tentu dasarnya adalah keyakinan dan tawakkal kepada Allah swt. Insya Allah, Dia akan memberikan harapan kita di luar dugaan kemampuan kita. Ini sudah banyak yang membuktikan. Kiat-kiatnya sebagai berikut:

Kiat Pertama
Sebelum melakukan hubungan suami-isteri di malam hari, hendaknya membaca doa berikut dalam kondisi sujud sesudah shalat Isya’:
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. رَبِّ لاَ تَذُرْنِي فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ

Artinya : "Ya Rabbi, karuniakan padaku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Maha Mendengar doa. Ya Rabbi, jangan biarkan aku sendirian tanpa keturunan, sedangkan Engkau sebaik-baik pemberi warisan".
Amalan ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa). Harist An-Nadhri mengatakan: Aku termasuk keturunan Nabi saw, sehingga rugilah bila aku tak punya keturunan. Lalu aku bertanya kepada beliau. Beliau mengajarkan doa ini, lalu aku mengamalkannya sehingga aku memiliki dua anak yang kemudian aku namai: Ali dan Hisein. (Mustadrak Al-Wasail 2: 616)

Kiat Kedua
Mendawamkan (rutin) doa berikut ini sebanyak 70 kali setiap hari atau malam:
رَبِّ لاَ تَذُرْنِي فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ، وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً يَرِثُنِي فِي حَيَاتِي وَيَسْتَغْفِرُ لِي بَعْدَ مَوْتِي، وَاجْعَلْهُ خَلْفًا سَوِيًّا، وَلاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَان فِيْهِ نَصِيْبًا. اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Artinya : "Ya Rabbi, jangan biarkan aku sendirian tanpa keturunan, sedangkan Engkau sebaik-baik pemberi warisan. Ya Allah, jadikan bagiku kekasih dan penolong yang menjadi pewarisku dalam hidupku, dan memohonkan ampunan untukku sesudah kematianku. Jadikan ia penerusku yang mulia, jangan jadikan setan ambil bagian di dalamnya. Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang".

Kiat ini bersumber dari Imam Ali Zainal Abidin (sa). Beliau berkata kepada sebagian sahabatnya: “Barangsiapa yang mengharapkan keturunan, maka hendaknya membaca doa tersebut (70 kali), Allah akan mengkaruniakan padanya apa yang diinginkan: harta, anak, kebaikan dunia dan akhirat. Karena Allah swt berfirman: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12). (Al-Wasail 15: 106)

Kiat Ketiga
Membaca secara istiqomah Istighfar sebanyak 100 kali setiap hari dan malam. 
Kiat ini bersumber dari Imam Muhammad Al-Baqir (sa). Al-Abrasy Al-Kulaini mengadu kepada beliau tentang dirinya yang tak punya keturunan. Lalu beliau berkata: “Beristighfarlah kepada Allah setiap hari dan setiap malam seratus kali, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12). (Al-Wasail 15: 107)

Kiat Keempat
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Jika kamu ingin punya keturunan, berwudhu’lah secara sempurna, kemudian lakukan shalat (hajat) dua rakaat secara baik. Setelah shalat sujudlah sambil membaca Istighfar sebanyak 71 kali, kemudian membaca doa berikut:
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا لأُسَمِّيْهِ بِاسْمِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ

Artinya "Ya Allah, karuniakan padaku anak, agar aku dapat menamainya dengan nama Nabi-Mu Muhammad saw".

Allah akan memperkenankan keinginanmu, dan kamu jangan ragu dalam hal itu.
Aku perintahkan kamu bersuci (berwudhu’) karena Allah swt berfirman: “Dia mencintai orang-orang yang bersuci.” (Al-Baqarah: 222).
Aku perintahkan kamu melakukan shalat, karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika Dia melihatnya dalam keadaan sujud dan ruku’;
Aku perintahkan kamu beristighfar karena Allah swt berfirman: “Berisighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu..” (Nuh: 10-11). Dan Allah swt berfirman kepada Nabi-Nya: “Jika kamu memohonkan ampunan untuk mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan mengampuni mereka.” Karena itulah aku perintahkan kamu (baca istighfar) lebih dari tujuh puluh kali.” (Makarimul Akhlaq: 339)

Selasa, 23 Juni 2009

Realita & Cita-Cita



Realita masyarakat kita memang benar-benar sangat menyedihkan. Sangat menyedihkan bukan karena keadaan ekonomi yang terpuruk, seperti halnya pandangan kaum sekuler. Terpuruknya ekonomi jauh lebih menyenangkan dibanding keadaan terpuruknya aqidah, akhlak dan semua norma Islam. Itulah pandangan seorang muslim sejati.
Kesyirikan, baik dalam bentuk sihir ataupun lainnya, tersebar di setiap pelosok dan lapisan masyarakat. Riba hampir-hampir merangkul semua sektor kehidupan. Hubungan laki-laki dan wanita banyak yang sudah tidak lagi berukuran Islami, bahkan mendekati norma-norma akhlak Islampun tidak.
Kemaksiatan telah membelit hampir seluruh elemen-elemen masyarakat. Dari rumah sampai jalanan dan tempat-tempat judi serta pelacuran resmi yang dilindungi hukum. Narkoba melanda hampir semua lapisan masyarakat.
Aqidah Ahlul Jannah pun hampir-hampir tenggelam di laut kejahilan. Lebih jahat dari itu semua, hukum Allah dilempar jauh-jauh dari kehidupan masyarakat. Sekulerisme dan kaum sekulerlah yang menggariskan cara-cara kehidupan di setiap sektornya, dari sektor pendidikan, perdagangan, sosial dan lain-lain sampai tata cara berkeluarga.
Semua disebabkan oleh dua sebab utama yaitu kejahilan muslimin tentang agama mereka dan tidak diterapkannya syariat Allah dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Pembatasan penyebab semua problem itu dalam dua sebab ini, tidak berarti menyangkal adanya sebab-sebab lain.
Kejahilan tentang agama mereka telah menjadikan kaum muslimin hampir kehilangan jejak dalam memilih jalan kehidupan. Menjadikan kurang sensitif terhadap arti pelanggaran terhadap hukum-hukum syar’i. Menerima hampir setiap sesuatu yang menyongsong mereka, terlepas dari halal dan haramnya hal itu.
Sebab kedua yaitu, tidak diterapkannya syar’iat Allah di bumi Indonesia ini adalah suatu kenyataan yang dibentuk dan dipertahankan oleh kekuatan-kekuatan kufur di luar dan di dalam negeri. Tidak diterapkannya syari’at dan ditinggalkannya hukum-hukum Allah adalah suatu kesyirikan yang besar sekali yang memayungi masyarakat. Kemurkaan Allah dan hukuman-Nya yang berat atas ummat ini sangat mungkin sekali kalau hal ini berlangsung terus tanpa perubahan. 
Peribadatan kepada Allah pun banyak yang runtuh di karenakan tersisihnya hukum Allah dan ditegakkannya hukum thaghut. Amar ma’ruf nahi mungkar, tak mungkin berdiri sebagai tiang utama masyarakat. Sehingga kemungkaran pun merajalela semau-maunya. Semua hal ini sangat mengancam kehidupan ummat Islami kita di dunia dan kebahagiaan kita di akhirat. 
Perubahan harus dilakukan !! Usaha-usaha menuju perubahan ini harus segera di mulai!! Masyarakat harus ditarbiyah, agar mereka siap menerapkan Islam pada diri mereka masing-masing, kemudian pada keluarga-keluarga mereka sampai mereka siap untuk ikut serta mendirikan syari’at Allah dalam kehidupan kenegaraan dan melenyapkan syari’at thaghut.
Usaha-usaha demikian harus benar-benar menjadi misi-misi pribadi kita, yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita masing-masing, sampai masyarakat Islami yang kita idam-idamkan benar-benar tegak dengan megah di bumi tercinta ini.
Dengan demikian terwujudlah atmosfir peribadatan yang sehat dan segar. Terjalinlah semua hubungan kemanusiaan atas dasar-dasar rahmat Ilahi. Tauhid pun akan berkembang dengan subur dan kesyirikan akan lenyap kemegahannya untuk kemudian mengecil, hina dan lenyap. 
Kemungkaran pun akan menyembunyikan sisa-sisa keberadaannya. Anak-anak Islam akan tumbuh di atas aqidah yang benar, remaja-remaja iman akan mengembang dengan akhlak yang mulia, ketika semua racun jahiliyyah lenyap dari udara yang dihirupnya dan ketika pohon-pohon kemaksiatan tersingkirkan dari jalan-jalan kehidupan mereka. 
Orang-orang tua akan mengenyam kebaktian anak-anak shaleh dan akan tentram di kehidupan yang penuh dzikrullah. Negara pun akan kuat perkasa menentang semua tekanan-tekanan jahiliyyah internasional dan melindungi masyarakat dari tusukan-tusukan ghazwul fikri. Orang-orang shaleh pun akan jaya dan orang-orang fasiq akan terendahkan. Jalan ke syurga pun insya Allah akan lebih terbuka.

Galang Rambu Anarki



Nama Galang Rambu Anarki (alm) adalah nama putra pertama Iwan Fals yang dijadikan judul lagu dalam album Opini (1982). Lagu ini berkisah harapan seorang Iwan Fals pada kelahiran anak pertamanya (1 Januari 1982) ditengah kerasnya kondisi hidup saat itu saat BBM naik dan menjelang Pemilu. Galang meninggal dunia 25 April 1997 di rumah Iwan Fals saat masih di Bintaro dan dimakamkan di Leuwinanggung (sekarang adalah kediaman tetap Iwan Fals).
Kematian Galang membuat Iwan Fals berubah total. Iwan yang dulunya kita kenal sebagai musisi garang dan terkesan liar baik penampilan maupun lirik-liriknya, kini nampak lebih lembut, dewasa dan bersahaja. Peristiwa ini benar-benar merubah kehidupan seorang Iwan Fals dan secara tidak langsung juga mempengaruhi penggemarnya.

Senin, 22 Juni 2009

Petuah Guru Bijak


Guruku yang bijak berwajah teduh berkata
Rahasia kecil kebahagiaan adalah
memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain

Sebab kata Beliau hidup bagaikan lukisan 
Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun
lihatlah dibawah sinar yang terang
bukan ditempat yang tertutup dan gelap
sama halnya sebuah gudang

Beliau bilang
Rahasia kebahagiaan adalah
tidak menghindari kesulitan
dengan memanjat bukit bukan meluncurinya
maka kaki seseorang tumbuh menjadi kuat

Guruku nan bijak berwajah teduh
tersenyum hangat sambil teruskan
Rahasia kebahagiaan adalah
melakukan segala sesuatu bagi orang lain

Beliau bilang
air yang tak mengalir tidak berkembang
namun air yang mengalir dengan bebas
selalu jadi segar dan tambah jernih
aku terdiam dilantunan dalam bestari bening katanya

mencoba resapi setiap bait
agar kumampu hujam di palung hatiku
aku bertanya sendiri pada hatiku
apakah aku punya kebahagiaan sehebat itu
yang disebutnya dengan kecil
tapi sungguh luas maknanya

walau tak mudah
kucoba tuk panjati bukit
menguatkan sepasang kakiku
sambil menyebut rindu namaMU

Antara Cinta & Kasih Sayang



Saat menjalin hubungan cinta dengan seseorang, pasti anda harus bisa membuktikan rasa cinta yang ada kepada pasangan. Karena terkadang pasangan juga butuh perhatian, pengertian dan pemahaman dari anda yang mencintainya. Untuk membuktikan rasa cinta, ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan, simak berikut ini. 
Tanpa pamrih. Hal yang perlu disadari dalam mencintai pasangan adalah “memberi dengan tulus.” Cinta adalah ketulusan hati. Untuk itu, tidak selayaknya menyelipkan pamrih demi keuntungan atau kesenangan sendiri. Jangan pernah berharap, saat anda mencintai pasangan, maka anda akan diperhatikan. Atau dengan mencintai pasangan, anda berharap pasangan tidak berbuat kesalahan. Semua itu hanya akan menyakitkan diri anda. 
Ingatlah bahwa mencintai berarti anda 'hanya' memberi, jadi jangan mengharapkan kembalian. Imbal balik dari pasangan akan datang dengan sendirinya bila anda tulus mencintainya. Dari rasa tanpa pamrih inilah, anda akan mampu menjaga hati untuk tetap setia pada cinta anda. Dari sinilah, anda akan sanggup membahagiakan pasangan.
Jangan banyak menuntut. Jangan cemari hati dan cinta dengan begitu banyak tuntutan. Bahkan, sebaliknya, anda harus belajar untuk selalu memberi yang terbaik kepada orang lain, termasuk kepada pasangan, melalui cinta anda. Hanya dengan cinta yang benar, semua itu dapat anda wujudkan. Sikap seperti ini akan membuat Anda tetap setia kepada cinta anda, yang tentu berbuah positif dalam hubungan dengan pasangan.
Terlalu banyak menuntut hanya akan berujung pada kepentingan pribadi, sehingga tidak akan mampu menambahkan kedewasaan hubungan. Bahkan, sangat mungkin malah menghancurkan jalinan kasih anda. Bukankah bila hal ini terjadi, kesetiaan anda 
pun akan luntur? Jadi, jangan banyak “menuntut” agar anda tetap selalu setia kepada cinta dan hubungan anda berdua.
Jangan takut dikecewakan. Memang sulit dilakukan, karena setiap orang selalu menghindari rasa kecewa dan selalu ingin senang terus. Tidak ada ruang dalam hatinya untuk rasa kecewa atau duka cita. Padahal, kehidupan memiliki banyak sisi yang harus dihayati. Untuk itu, agar anda tetap setia kepada cinta anda, jangan takut dikecewakan! 
Tidak selamanya pertumbuhan pribadi berasal dari kesuksesan atau kebahagiaan. Adakalanya, anda harus merasakan kekecewaan akibat hubungan dengan orang lain, termasuk pasangan anda. Sangat mungkin ada salah paham, cekcok atau pertengkaran kecil yang tentu akan membuat hati anda terluka. Namun, jangan takut, anda dapat mendewasakan diri dari “luka-luka kecil” seperti ini.
Bila anda sudah mampu menghadapi situasi sulit ini, anda tetap akan setia terhadap cinta anda. Cintalah yang akan menghibur anda dari goresan luka. Cintalah yang akan menyemangati hidup anda untuk bangkit dari kekecewaan. Jadi, jangan buramkan cinta bila anda sedang kecewa. Kesetiaan terhadap cinta inilah yang akan terus menguatkan hubungan kasih anda dengan pasangan.
Jadilah penghibur yang baik. Tempatnya cinta adalah hati. Bila hati sedang terluka, seseorang memerlukan penghiburan. Begitu pula bila hati pasangan anda sedang berduka, hiburlah dia. Cinta andalah yang akan menggerakkan diri anda untuk memberi penghiburan dan penguatan bagi pasangan.
Semua itu dapat anda lakukan bila anda memiliki cinta yang bermahkotakan kesetiaan. Anda tidak akan pernah dapat menjadi penghibur yang baik bila cinta anda tidak dibekali untuk “setia di saat duka sedang berkuasa.” Jadi, belajarlah menjadi penghibur yang baik bagi pasangan. Mulailah dari mencintai diri dengan benar dan selalu setialah terhadap cinta anda. Yakinlah, hubungan kasih bersama pasangan akan semakin mesra dengan suasana penuh hiburan.


Jumat, 19 Juni 2009

Ketika Aku Harus Jauh Dari Segalanya


Pernahkah, kita mengalami suatu cobaan dan sakit… pastinya semua orang pernah mengalami… Adakah, kita merasa hidup sendiri di dunia ini, disaat kita butuh perhatian, butuh dukungan,butuh kasih sayang, butuh kekuatan, namun itu tidak pernah dirasakan dari orang-orang yang dekat dengan ku.

Mengapa semua nya begitu jauh………….
Sehingga aku harus jauh dari segalanya……….
Terkadang…. Justru orang lain yang tau keadaan kita…

Aku suka menolong, karena aku merasa, tetanggalah saudaraku yang terdekat, sehingga jika aku mengalami cobaan, tetanggalah orang tuaku. Walaupun dihati kecilku, ingin kurasakan kasih sayang dari orang yang aku sayangi, dimana aku bisa mengadu, berkeluh kesah, bermanja, mengapa semuanya begitu jauh….

Hati kecilku berkata… “kutak ingin kehilangan orang yang aku sanyangi.” yang sampai kapanpun akan tetep sayang. Apa yang kumiliki dan Allah berikan, akan selalu kujaga.

“Tak ada satupun hamba-ku yang ikhlas kuambil harta yang kuberikan padanya, kecuali kuganti dengan yang lebih baik. Tidak ada satupun hambaku yang Ridho dengan bala yang kutimpakan padanya,kecuali kunaikkan derajatnya, dan tidak satupun hambaku yang bersyukur kecuali kutambah nikmatku padanya”(hadist qudsi)

Teologi Progresif Sebagai Sebuah Perspektif Alternatif


Telah diakui bahwa setiap agama selalu menawarkan keselamatan dan menjanjikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Namun, pengakuan yang bersifat normatif itu sering kali tidak didukung oleh kebenaran faktual dan bukti-bukti empiris. Sejarah agama-agama mutakhir justru menyuguhkan suatu realitas yang berbeda. Agama dengan tujuan adiluhung yang diusungnya, sering terperangkap pada kegamangan di dalam menyelesaikan pelbagai masalah kemanusiaan di tangan para penganutnya. Problem kemanusian yang terus “merajam” umat manusia dari tepi ke tepi, kadang terbiarkan tanpa kehadiran tawaran solutif dari kaum agamawan. Problem-problem kemanusiaan yang bersifat lintas batas itu sering alpa dari cita keberagamaan. Sementara perbincangan dan orientasi keberagamaan yang berlangsung masih bertendensi pada model keberagamaan yang melangit. Agama telah dimaknakan sebagai institusi pelayanan terhadap Tuhan (teosentris) yang dijauhkan dari orientasi pelayanan terhadap manusia (antroposentris). Agenda utama dari pemaknaan dan pigmen keberagamaan seperti itu adalah memperbanyak jumlah rumah ibadah sembari merayakan ritualisme sebagai persembahan buat Tuhan semata.
Betapa gemuruh pengajian dan pengkajian lebih banyak berisi pembelaan terhadap Tuhan sebagai bukti kesetiaan hanya kepada-Nya dengan pengabaian yang nyaris sempurna terhadap pembelaan bagi kaum tertindas. Ruang perdebatan gaduh dengan upaya pembuktian kekuasaan dan kebesaran Tuhan. Inilah yang menjadi pertanyaan dan kegusaran sejumlah pemikir muslim progresif dalam membaca trend sejarah pemikiran keagamaan. Persoalan kemanusiaan cenderung sepi dari perbincangan teologis. Energi dikerahkan sedemikian rupa untuk membentengi singgasana Tuhan agar tidak terkotori oleh tangan-tangan manusia yang berdosa. Padahal, kebesaran Tuhan tidak akan surut sedikit pun dengan dosa-dosa yang diperbuat manusia.
Sikap menjunjung tinggi agama ke atas langit hanya akan menjauhkan agama dari realitas kemanusiaan dengan segala problematikanya di bumi. Sekarang, tiba saatnya bagi kita untuk mengonversikan teologi ketuhanan menjadi teologi kemanusiaan, sejenis teologi yang memberikan perhatian lebih besar terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan. Dengan bahasa yang berbeda, Hassan Hanafi dalam karya monumentalnya Min al-Aqidah ila al-Tsawrah menginstruksikan agar kita segera mengubah teologi langit menjadi teologi bumi. Bumi sebagai ruang hunian umat manusia harus selalu menjadi pijakan kita dalam beragama. Sebab, Allah bukan hanya raja di langit melainkan juga di bumi. Allah bukan hanya Tuhan para malaikat yang ada di sana, melainkan juga Tuhan umat manusia yang di bumi ini. 
Gagasan mengenai teologi bumi di atas akan lebih mengena sekiranya ditemalikan dengan bahasa yang lazim dipakai, “praksis”. Beragama secara praksis berarti aktualisasi nilai-nilai inti agama ke dalam kenyataan konkret di masyarakat. Prinsip pembebasan, keadilan, dan persamaan derajat, merupakan deretan nilai-nilai etis-moral yang mendasari kelahiran agama-agama besar dunia.
Orientasi keberagamaan dan model pemahaman atas agama sudah semestinya digeser ke arah yang lebih praksis itu. Pemahaman dimaksud adalah pemahaman yang berbasiskan pembebasan dengan kelompok tertindas sebagai fokus perhatiannya. Paradigma ini meniscayakan agar kitab suci tidak diberlakukan sebagai kisi-kisi yang memadati sejumlah kurikulum sekolah dan proposal sebuah penelitian. Melainkan, disikapi sebagai teks yang akan memberikan sinaran etik-moral bagi kerja perubahan di masyarakat. Dengan demikian, agama bukan saja berisi ajaran suci mengenai “mantra” ketuhanan dan pelbagai dimensi ukhrawiyah, melainkan juga berperan untuk menafsirkan realitas sosial secara kritis dan transformatif.
Secara perspektif Islam, jelas kiranya bahwa Alquran datang tidak dengan semangat mengabsahkan realitas, tetapi untuk mengubahnya. Islam yang berlandaskan Alquran adalah sejenis Islam yang memiliki concern pada upaya-upaya penegakan keadilan sosial dengan aksentuasi utama untuk membebaskan kelompok-kelompok yang tertindas, baik di ranah politik, sosial, maupun ekonomi. Islam tidak hanya berupa “karnaval” ibadah personal yang mahdhah, namun juga berupa ekspresi ibadah sosial yang ghairu mahdhah. 
Tentu saja, beragama secara lebih praksis menuntut kesungguhan dan keseriusan, sehingga ideal-ideal agama yang bungkam dapat menjadi kenyataan yang hidup dan bersuara. Di sini agama bukan hanya bermuatan gugusan simbol-simbol ritus yang beku, melainkan konstruksi kerja perubahan dan pembebasan masyarakat. Terutama mereka yang tertindas secara politik, sosial, budaya, apalagi ekonomi. Agama tidak boleh lagi berfungsi sebagai alat pemberi legitimasi pada struktur masyarakat yang tidak adil.
Akhirnya, beragama secara praksis bukanlah pekerjaan mudah, diperlukan upaya sungguh-sungguh dengan melipatgandakan kerja perubahan dalam terang sinar agama. Beragama secara praksis berarti pendaratan ruh agama pada 'pangkalan-pangkalan' masyarakat hingga level bawah. Agama seharusnya ditampilkan dalam sosoknya yang humanis, pluralis, progresif, dan transformatif. Dalam kisahnya yang awal, agama selalu hadir dengan makna-makna praksis tersebut, atau Islam bervisi progresif

Minggu, 14 Juni 2009

Pengantar Retorika & Public Speaking





Definisi dan Tujuan
Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah, menyampaikan fikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak kita

Menurut Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
a) Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
b) Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “Psikologi massa”.
c) Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara

Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan khalayaknya. (Dramaturgical Theory)
Menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah. (Narrative Paradigm)

Tokoh-tokoh Podium
® HOS Tjokroaminoto
® Ir. Soekarno
® Adolf Hitler
® Benito Musollini
® Napoleon Bonaparte
® Budi Oetomo, dll

Macam-macam Pidato
® Pidato Ilmiah
® Pidato Ritual Keagamaan (khutbah, kebaktian, dll)
® Pidato di Pengadilan (Jaksa, Pembela)
® Ceramah Umum
® Kuliah/ mengajar
® Diskusi
® Seminar
® Pidato Politik

Unsur Pesan Komunikasi
Seorang komunikator menyampaikan pesan-pesan melalui :
1. Pesan Linguistik
Untuk menyampaikan pesan bahasa tertentu kita harus menguasai:
® Fonologi (mengujarkan bunyi kata)
® Sintaksis (membentuk kalimat)
® Semantik (memahami kata atau gabungan kata)
® Memahami secara konseptual tentang dunia kita dan dunia yang kita bicarakan
® Mempunyai sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar

2. Pesan Nonverbal memiliki fungsi :
® Repetisi – mengulang kembali bahasa verbal
® Subtitusi – mennggantikan bahasa verbal
® Kontradiksi – menolak pesan verbal
® Komplemen – melengkapi pesan verbal
® Aksentuasi – menegaskan pesan verbal

Ada enam jenis pesan non verbal :
1). Kinesik (gerak tubuh) : fasial, gestural, postural
2). Paralinguistik (suara)
3). Proksemik (penggunaan ruang sosial atau personal)
4). Olfaksi (penciuman)
5). Sensitivitas kulit
6). Artifaktual (pakaian dan kosmetik)

Struktur Pesan
Secara umum setiap pesan yang secara sengaja disampaikan melalui Pidato terdiri atas :
® Pendahuluan 
® Salam
® Penyampaian kepada hadirin
® Maksud atau tujuan
® Materi 
® Pendekatan awal (kisah, menyampaikan data, dll.)
® Pertanyaan atau mengemukakan inti masalah
® Pembahahasan 
® Penutup 
® Kesimpulan
® Himbauan

Ucapan Salam Kepada Hadirin
1. Tujuan hadirin perlu diranking berdasarkan status dan kaitannya dengan acara
2. Orang-orang penting hendaknya disebutkan secara khusus
3. Tidak semua acara memerlukan penyebutan secara bertahap dan rinci.

Maksud dan Tujuan
Maksud, tujuan atau bahkan judul ceramah seringkali perlu diutarakan dengan jelas.
Materi atau Isi Pidato secara umum ;
® Akar tunggang Judul yang aktual
® Batang Logika yang konsisten
® Cabang/ranting Kerangka yang sistematis
® Daun Analisa yang logis
® Bunga Variasi, humor, pepatah, puisi, dll.

Buah Berkesimpulan

Bagaimana menutup ceramah ?
Usahakan menyampaikan kesimpulan pidato dan himbauan yang praktis yang bisa dibawa oleh khalayak untuk dilaksanakan.
Salam 

Mengumpulkan dan menyiapkan Materi Pidato, Sumber Materi :
® Kitab Suci & Sumber-sumber sejenis lainnya
® Kisah-kisah yang relevan dengan topik
® Berita dan informasi yang lagi aktual
® Buku-buku ilmu pengetahuan lainnya
® Kamus dan dictionary 
® Hasil laporan penelitian, data-data, dan referensi lainnya
® Teknologi informatika (web/ blog/ online sources)

Memilih topik dan judul :
® Seberapa urgen judul yang sesuai dengan waktu dan situasi ?
® Judul sebaiknya berupa kalimat sempurna (affermative statement)
® Apakah waktu yang tersedia sesuai dengan cakupan judul yang dipilih ?
® Apakah audiens yang hadir cocok dengan cakupan judul yang dipilih ?
® Apakah cara pemaparan dan pengambilan kesimpulan dengan metode induksi atau deduksi ?
® Apa yang dapat dibawa oleh khalayak ?

Pendahuluan pidato haruslah :
® Padat
® Gaya bahasa menarik
® Menghindari “Redundancy”
® Diluar dugaan (surprise)
® Bagaikan Iklan

Materi pidato
® Materi jangan terlalu luas
® Jangan berharap orang lain (khalayak) langsung mengerti
® Satu segi saja
® Cara lebih dipentingkan dari isi

Keberhasilan penceramah dalam menyampaikan pesan:
Mengetahui secara detail sesuatu yang dibahas terutama yang menyangkut masalah ilmiah dan mengandung masalah yang interpretable dan debateable. Jika tidak sampaikan gagasan yang bersifat ‘informatif’ saja.
® Sampaikan dengan ikhlas dan tulus yang muncul dari tanggungjawab pribadi. 
® Ungkapkan dengan bahasa yang sopan, bijaksana dan santun
® Terus menerus dalam menyampaikan pesan kebenaran dan jangan bosan-bosan. Bersabarlah untuk memdapatkan hasil yang diinginkan
® Mulailah apa yang dikatakan didepan hadirin pada diri sendiri

Persiapan Pidato
® Pakaian sederhana
® Keadaan fisik yang mantap edan sehat
® Materi disiapkan, bila perlu didiskusikan terlebih dahulu
® Bagi pemula, upayakan berlatih dahulu
® Materi harus dipilih yang penting dan mendesak
® Jangan mengharap ‘salam tempel’ dan ‘pujian’
® Jangan pidato kalau sakit, pikiran kacau, lapar, atau haus

Saat berpidato, perlu diperhatikan
® Sikapnya
® Air mukanya
® Pakaiannya
® Ucapannya, harus fasih (khususnya Bahasa Asing)
® Gerak geriknya
® Tata rias/ make-up nya

Senjata Pidato
® Doa
® Pepatah
® Humor/lelucon
® Semangat berapi-api
® Syahdu
® Lagu-lagu
® Alat peraga

Apabila audiens banyak, maka :
® Volume suara tambah keras
® Tekanan/nada suara tinggi
® Tempo harus lambat
® Bahasa harus awam (dimengerti umum)
® Logikanya sederhana
® Semangatnya tinggi 
® Penutup pidato
® Kalimat kunci sebagai simpulan (harapan dan penekanan)
® Pepatah yang akan diingat khalayak
® Usahakan agar audiens penasaran

GAYA KOMUNIKASI LAINNYA
Persuasi 

® Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis” (McGuire). 
® Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).
® Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus). 
® Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang didalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain”(Nimmo)

Propaganda
® Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol yang mencakup empat hal. Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan lewat lambang. Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang didramatisir sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung. Ketiga, Penggunaan psikolinguistik yakni penggunaan bahasa tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan keempat, Penggunaan sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak sosiologis tertentu. 
® Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal. Yang pertama adalah transmisi dari satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya. Sedangkan propaganda horizontal bekerja lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi daripada menggunakan komunikasi massa.
® Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda berhasil dengan baik, maka perlu diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum berikut yang dianalisis dari penelitian mengenai pengaruh komunikator terhadap keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu adalah : 
 Status komunikator
 Kredibilitas komunikator
 Daya tarik komunikator
 Isi pesan
 Struktur pesan
 Pemilihan media yang digunakan secara tepat.

Ketertarikan khalayak terhadap Pesan yang dipakai
® Topik (pesan) yang dibahas
® Cara penyampaian
® Teknik-teknik mengembangkan pokok bahasan
® Bahasa yang dipakai
® Organisasi pesan yang dipakai
® Situasi yang dihadapi (setiap khalayak memiliki kondisi yang unik)
® Keahlian (profesionalitas)
® Kejujuran

Pengantar Retorika & Public Speaking

Jumat, 12 Juni 2009

Catatan Dari Seorang Sahabat-Q yang Malang


Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan

Aku tidak mampu meragakan keceriaan dalam diriku dengan kesendirian panjang ini

Aku tidak sanggup...!!

Aku rindu kamu

Aku sayang kamu

Aku cinta kamu,

Tapi apakah rasa yang sama ada pada diriMU

Ataukah kamu telah melupakan aku

Rabu, 10 Juni 2009

Pengoperasian Jembatan Suramadu




Gabungan Pengusaha Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Jatim mengirimkan surat kepada Pj Gubernur Jatim terkait rencana pengoperasian Jembatan Suramadu pada April 2009. Isi surat itu, Gapasdap mengharap adanya kepastian akan pengoperasian kapal penyeberangan di Ujung Kamal.
Ketua Gapasdap Jatim, Bambang Harjo saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (24/11) mengatakan, secara lisan pihaknya sudah menyampaikan kepada Pj gubernur, kadishub, serta Asisten Ekonomi Pembangunan Sekdaprop. Secara tertulis, juga sudah disampaikan pada 12 November perihal Dampak Suramadu Terhadap Angkutan Penyeberangan. ”Kami berharap, pak gubernur menindaklanjuti segera dengan mengumpulkan semua stakeholder angkutan penyeberangan yang ada di sana (penyeberangan dan jembatan suramadu, red),” ujarnya. 
Sebagai asosiasi di operator ferry, pihaknya menginginkan suatu ketegasan, apakah dibiarkan untuk bisa beroperasi dan hidup di lintasan. Salah satu solusinya, dengan melakukan pembagian demand (permintaan) antara Jembatan Suramadu dengan kapal ferry. Dicontohkannya, Jembatan Suramadu menjaring kendaraan roda empat, sementara kapal penyeberangan mendapat bagian sepeda motor dan penumpang. Selain itu, juga menggunakan cara melakukan pengaturan tarif yang seimbang antara tarif Suramadu dengan tarif angkutan penyeberangan, sehingga masyarakat bisa memilih.
Kalaupun kedua cara ini tidak memungkinkan, para pengusaha akan memindahkan kapal-kapal ke lintasan lain, secara kebetulan lintasan membutuhkan armada ferry. ”Teman-teman lain ingin memindahkan ke lintasan lain, yang sekarang ini sudah ada kapal yang menginginkan untuk pindah ke Bali-lombok, tapi ditolak oleh Kadishub Jatim, karena belum ada kepastian,” katanya.
Meski demikian, ia tetap berharap pengusaha kapal tidak semuanya pindah. Jika itu terjadi, maka Jembatan Suramadu dapat dikatakan satu-satunya penghubung dari pulau Jawa ke pulau Madura, artinya tidak ada alternatif penghubung lain. ”Bila Jembatan Suramadu terjadi insiden atau rusak, maka pulau Madura akan terisolasi secara total,” imbuhnya.
Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, demi kelangsungan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah lingkungan sekitar penyeberangan yang terdapat para pekerja yang mengandalkan hidupnya mencari keuntungan di penyeberangan.

Sumber : Dinas Infokom Jatim

Selasa, 09 Juni 2009

Sajak: perempuan malang




Perempuan malang yang merindu bulan di bibir alam,
saat kukukuku malam membuka cakarnya lalu mencabikcabik pelataran hatinya,
sampai haru pun bertamu di jantung senyap, megapmegap menahan sesak, isak, lantak sekarat di hujan lebat Sesekali matanya bertandang pada langit kelam, meratapi bulan yang sendiri tanpa cahaya bintang, lalu kembali meringkuk pada temaram sunyi, melebur rima perih di gemeretak nadi

Duhai perempuan dengan setanggung nyeri, menangislah.. Menangislah di punggung bulan yang sekarat serupa hatimu yang ditinggal lelakimu sepekan lalu, diantara kerudung hitam yang datang bertamu berkabung di berandamu, menuai segala laku dari mulutmulut yang tak lembut

Duhai perempuan malang beranak satu, usah dengar lafadz lagu tak bernada, tuliskan saja. tulis sajak tentang airmata lalu kalungkan do'a do'a dari hatimu yang menggenggam pilu untuk lelakimu yang pergi karena di mamah peluru!

Jumat, 05 Juni 2009

Negara & Kekerasan Terhadap Perempuan ; Ringkasan Literatur dan Sekilas Pandangan mengenai isu Gender


Perempuan tidak akan pernah selesai dibahas, lebih-lebih dalam permasalahan gander. Jika saya memikirkan tentang masalah gender, maka yang terlintas pada pemikiran saya adalah sebuah masalah yang sebenarnya sederhana. Mengapa saya katakan sederhana? Karena menurut saya, masalah dasar dari masalah gender ini adalah pupusnya sifat kemanusiaan. Banyak orang mulai mematikan rasa penghargaan terhadap sesama manusia sebagai manusia. Mereka tidak lagi berpegang pada prinsip bahwa semua manusia adalah sama dalam berbagai hal, seperti dalam hal hak dan kewajiban sebagai makhluk yang hidup di dunia. Semua orang, tak terkecuali, berhak untuk mendapatkan hidup yang layak. Semua orang, tak terkecuali, bebas mengeluarkan pendapat dan berkembang menurut proses hidupnya. Semua orang, tak terkecuali, berkewajiban untuk menghargai orang lain. Setiap orang, tak terkecuali, harus turut menjaga ketenangan lingkungannya, mengingat ia merupakan bagian dari lingkungannya itu.  
Namun, dalam kenyataaannya, ternyata masalah gender ini tidak sesederhana yang saya pikirkan. Karena di balik masalah gender ini ternyata ada berbagai macam hal yang mempengaruhi perkembangan masalah ini. Hal-hal yang mempengaruhinya adalah faktor-faktor seperti faktor budaya, negara dan kekerasan. Yang akan saya jelaskan adalah dua faktor terakhir, yaitu negara dan kekerasan. Penjelasan berikut ini didapatkan dari buku “Negara dan Kekerasan Terhadap Perempuan”.  
Dalam bagian Pengantar dalam buku yang disebutkan di atas, Kartini Syahrir menjelaskan hubungan antara tiga faktor yang disebutkan dalam judul buku tersebut, yaitu negara, kekerasan dan perempuan. Menurut Kartini, negara Indonesia telah mengalami evolusi dari negara yang sederhana (Tribe), ke bentuk negara yang memiliki strata sosial (Huta/Nagari), lalu memasuki fase penjajahan Belanda, yang ‘mengajarkan’ bangsa kita menjadi negara modern dan diatur dengan sistem birokrasi tertentu. Selama proses ini, berlangsung kesinambungan pengaturan nilai yang mengatur hubungan pria dan wanita. Namun sayangnya tidak tercermin dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang malah amat bercorak militerisme pada masa Orde Baru. Sedangkan, menurut Kartini, kekerasan dan negara menjadi dua hal yang identik satu sama lain, terutama negara yang dipimpin secara militer. Negara yang bersifat lebih tradisional memiliki masyarakat yang rasional. Dalam arti, di dalam masyarakat seperti ini hak-hak perempuan lebih terjaga dan menurunkan kecenderungan kekerasan yang dilakukan negara terhadap kaum perempuan.  
Kartini lalu menjelaskan mengenai perempuan dan gender. Menurutnya, gender sendiri merupakan istilah Barat yang didapat dari Revolusi Industri, dimana terjadi pembedaan pekerjaan untuk pria dan wanita. Apa yang terjadi dari revolusi ini menjadi pilar utama perabadan Barat. Dan secara otomatis mempengaruhi Indonesia, yang mengalami jajahan kolonialisme Belanda. Sehingga hal ini berlaku juga di Indonesia. Misalnya, dalam proses produksi peranan perempuan dibatasi, yang secara hukum diperkuat dengan pencantuman dalam GBHN (pada masa Orde Baru, dan mungkin sampai sekarang), bahwa ada pembatasan profesi untuk perempuan. Adanya rezim militer yang berkuasa secara otoriter selama 32 tahun di Indonesia menumbuh-suburkan terjadinya banyak kekerasan, termasuk terhadap perempuan. Negara ‘membiarkan’ kekerasan terhadap perempuan karena perempuan tidak dianggap hal penting bagi proses-proses produksi, contoh konkritnya, reproduksi pada perempuan dianggap ancaman yang harus diantisipasi dengan program Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).  
Secara lebih mendetail dan lugas, Gadis Arivia dalam artikel pertama dalam buku ini menjelaskan mengenai “Logika Kekerasan Negara Terhadap Perempuan”. Gadis menjelaskan bahwa negara melalui aparatnya secara langsung atau tidak ‘merestui’ / ‘mendiamkan’ kekekerasan-kekerasan yang khususnya ditujukan ke perempuan. Contohnya kasus terakhir di Indonesia, yaitu aksi perkosaan massal pada tanggal 13,14 dan 15 Mei 1998. Kasus ini terjadi karena adanya muatan politis, yang artinya dilakukan secara terpola dan terorganisir (terlihat misalnya dari adanya 2 kelompok, yaitu kelompok penjarah dan pemerkosa). Kekerasan yang terorganisir yang dilakukan negara terutama menargetkan perempuan sebagai sasarannya, yaitu dengan cara memerkosa.
Sekarang pertanyaan yang timbul adalah “apakah kita hidup dalam budaya perkosaan?” Fakta yang ada mengatakan bahwa tidak ada satu hari pun dimana tidak ada cerita tentang kekerasan seksual di media massa. Apakah itu perkosaan atau pelecehan kepada perempuan/anak, penggambaran perempuan lewat media massa yang melecehkan; semuanya dilakukan tanpa disadari dan diterima oleh masyarakat. Contoh yang paling sederhana adalah bila seorang perempuan keluar dari rumahnya, maka akan banyak lelaki yang mengomentari tentang tubuh, pakaian atau rupanya. Dalam masyarakat seperti ini, budaya memperkosa tumbuh dengan subur. Ada banyak faktor yang mempersulit maksud untuk memerangi budaya ini. Faktor pertama adalah kekerasan seksual telah dianggap sebagai sesuatu yang bersifat alamiah dalam diri manusia (given), sehingga bukan merupakan hal yang perlu dimintakan pertanggungjawabannya. Faktor kedua, korban berada di pihak yang paling lemah, bahkan mereka berada di pihak yang dipersalahkan. Faktor ketiga adalah hukum perkosaan adalah hak kepemilikan, dimana perempuan sendiri tidak memiliki hak akan seksualitasnya sendiri (atau mungkin akan hak lainnya), bahkan tidak menyadari bahwa hal tersebut merupakan bagian dari integritasnya. 
Dari penjabaran ini maka kita akan bertanya-tanya “Mengapa perempuan secara historis maupun budaya dianggap subordinat, terus-menerus dilecehkan?” Mungkin teori Jaques Lacan dapat memberikan suautu kerangka teori besar tentang hal ini. Lacan berkata bahwa setiap masyarakat mengatur dirinya melalui bahasa masyarakatnya dan menginternalisasikan aturan-aturan tertentu seperti peranan gender / kelas, yang ia sebut sebagai Aturan Simbolis. Masyarakat akan terus-menerus memproduksi bentuk-bentuk aturan main yang berlaku di masyarakatnya. Seorang anak akan mengalami proses ketidaksadaran akan dirinya sampai ia mengalami proses pengidentifikasian dirii dengan orang tuanya, sesuai dengan jenis kelaminnya (anak perempuan ke ibunya, anak laki-laki ke ayahnya). Anak perempuan akan merasa tidak sungguh-sungguh memahami Aturan Simbolis, sehingga merasa terasingkan dan tersunyikan karena dipatok oleh aturan-aturan yang ia tak mengerti (Contohnya, dalam buku Perempuan di Titik Nol oleh Nawal El Saadawi, yang menceritakan mengenai cerita nyata seorang pelacur, yang bernama Firdaus yang dihukum mati karena membunuh germonya; Firdaus sewaktu remaja ingin sekali ikut pamannya untuk bersekolah, namun pamannya tidak memperbolehkannya karena sekolah hanya untuk pria katanya, alasan ini tidak dapat dimengerti oleh Firdaus. Yaitu mengapa ada ‘peraturan’ seperti itu. Ketidak-mengertian ini terjadi karena seluruh bahasa yang dipakai dalam Aturan Simbolis adalah bahasa maskulin, yang tidak dapat mengkomunikasikan perasaannya dan pemikirannya, terutama mengingat kaum perempuan tidak memiliki bahasanya sendiri. 
Sekarang kita akan menjelaskan “Adakah hubungan negara dengan kekerasan?” Menurut Gadis, negara pada dasarnya adalah kekerasan. Keberadaan negara ditopang oleh kekerasan. Artinya, negara menghidupi dirinya dengan cara mengatur dan mengolah kekerasan. Adapun sumber dari kemampuan negara mengolah kekerasan bermuara pada kekuasaaan politik. Jadi kekerasan dikokohkan untuk mempertahankan kekuasaan. Jika pemahaman terhadap kekerasan negara tidak hanya berhenti pada “hakekat” tetapi pada “politik”, maka bisa dimengerti bagaimana negara merekayasa suatu sistem “nilai” (values) dan “kepercayaan” (beliefs) dalam sistem Aturan Simbolis masayarakat tersebut. Legitimasi kekerasan pertama harus dilakukan lewat ideologi dominan dengan pokok pikiran bahwa ideologi berfungsi untuk melegitimasikan kekuasaan politik tertentu. Kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh negara adalah tamparan keras bagi perempuan Indonesia, terutama bagi feminisme. Sudah saatnya bagi kaum perempuan untuk menggugat secara politis dengan memaksa pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini dengan lebih sungguh-sungguh dan lebih jauh lagi, membongkar seluruh Aturan Simbolis yang melekat secara kental dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara selama ini. Tidak ada jalan lain disini, kecuali mendekonstruksi seluruh cara berbahasa dan cara berpikir individu, kelompok masyarakat dan negara.  
Di dalam artikel selanjutnya yang berjudul Kekerasan Negara Terhadap Perempuan, yang ditulis oleh Toeti Herati Noerhadi, saya tidak akan mengulasnya secara menyeluruh. Namun akan saya soroti mengenai tulisannya adalah hal sebagai berikut. Yaitu bahwa dengan pencantuman soal perlindungan terhadap perempuan dengan dibentuknya “Konvensi Penghapusan Segala bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan” (CEDAW) dalam Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia, yang juga diikuti oleh Indonesia, maka jelaslah bahwa negara mempunyai komitmen terhadap perlindungan hak-hak manusia ditambah lagi komitmen khusus yakni perlindungan terhadap diskriminasi dan bahkan penghapusan akan diskriminasi itu sendiri. Tetapi sebelum kita melihat pelaksanaan konkrit Konvensi tersebut, maka ada pertanyaan yang perlu dijawab terlebih dahulu. Yaitu sejauh mana kita sebagai perempuan dan sebagai feminis menginginkan perlindungan khusus itu? Sebagai perempuan dengan kodrat biologis yang kita miliki, kita mermbutuhkan perlindungan tersebut, tetapi bukankah sebagai feminis kita mencanangkan dengan lantang menolak anatomy is destiny, dan kebebasan perempuan? Inilah dilema terbesar dan paling serius yang kita hadapi dan kelihatannya sulit mencapai kesepakatan dalam hal ini. Selama kita tidak bersepakat atas posisi kita yang mau bebas tetapi sekaligus mau dilindungi, maka bisa jadi ini akan menjadi lelucon dan guyonan belaka. 
Mengapa menurut saya ini menarik? Karena dalam kehidupan sehari-hari, ada teman-teman saya yang perempuan yang di dalam dirinya mempraktekkan tuntutan untuk bebas (melakukan apapun) namun masih menuntut perlakuan khusus dari kaum lelaki, yang merupakan hasil internalisasi nilai-nilai yang bernuansa gender. Adalah hal yang dilematis, bahwa kita ingin melawan dan membongkar ‘genderisme’, namun tetap berpikir dan hidup dalam sistem itu. Yang mana memang tidak dapat dipersalahkan juga karena hal ini telah melekat dalam lingkungan kita dalam jangka waktu yang tak terhitung. Namun ada 1 hal yang saya dapatkan dari perkataan Ibu Megawati Soekarnoputri, yang penting untuk diingat oleh para perempuan, bahwa janganlah menyerah pada keadaan yang memang kita rasa tidak ‘sreg’ dengan diri kita.  
DAFTAR PUSTAKA :  

Negara & Kekerasan Terhadap Perempuan ; Ringkasan Literatur dan Sekilas Pandangan mengenai isu Gender, Yayasan Jurnal Perempuan dan The Asia Foundation, Jakarta, 2000.  
Nawal El Saadawi, Perempuan di Titik Nol  
Nawal El Saadawi, Catatan dari Penjara Perempuan, Yayasaan Obor Indonesia, Jakarta, 1997.

Kamis, 04 Juni 2009


Ya Allah…
Dimanakah aku harus berlabuh…
Saat semua dermaga menutup pintu,
Dan berkata “ ini bukan untukmu…”
“Segara menjauh karna disini bukan tempatmu….!!!”

Ya Allah…
Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh…???
Agar aku segera menghela nafas kehidupan yang baru.
Sampai kapan ku harus arungi waktu,..
Aku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu,..

Ya Allah …
Beri aku penerang jalan-Mu
Agar tak tersesat saat ku melaju,..
Kuatkan awak kapalku,
Saat badai menghalangi jalanku

Ya Allah …
Tetaplah disisiku,
Jangan Engkau menjauh dariku…
Karna ku mati tanpa hadir-Mu

Sekilas Tentang Perempuan


By; @rifin

Perempuan adalah suatu mahluk yang diciptakan Tuhan dengan sempurna, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, sama dengan ciptaan Tuhan lainnya. Perempuan adalah juga Individu yang indah dan unik serta mempunyai peranan tersendiri, peranan yang khusus di dalam kehidupan ini. 
Perempuan bisa menjadi suatu pribadi yang menyenangkan dan mempunyai arti bila ia menyadari, memahami dan menjalankan fungsinya di posisi dimana dia ditempatkan di dalam dunia ini, baik sebagai anak, ibu, menantu, mertua, adik, kakak, istri ataupun teman. Lakukanlah fungsi kita sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang kita terima dari penciptanya. Saya tidak ingat bahwa ada suatu kondisi tertentu bila kita melakukan suatu perbuatan tertentu. Tidak disebutkan bahwa saya akan mencintai, menghormati dan melayani dia bila dia juga melakukan hal yang sama, bila tidak, saya juga tidak mau melakukannya untuk dia, saya yang rugi dong. Well, ini bukan masalah untung rugi, karena kita tidak sedang berdagang. tetapi masalah janji kita pribadi dan masalah membantu satu sama lain. Bagaimana kita bisa bertumbuh dalam karakter yang lebih baik di dalam situasi yang terjelek sekalipun, jadi walaupun keadaan / pasangan kita tidak seperti yang kita harapkan, kalau kita mau. Jangan merepotkan / meributkan hal-hal yang tidak perlu. Tidak apa kalah untuk memenangkan the war. Mengalah untuk menang di dalam cara mengatasi keadaan dan kelangsungan pernikahan kita. Idealnya, semakin kita banyak masalah, semakin kita bisa memberkati orang lain dengan menceritakan pengalaman kita dalam mengatasi dengan baik dan benar pengalaman hidup kita. Hidup yang memberkati adalah hidup yang memberi.
Siapa perempuan adalah bagaimana si perempuan itu sendiri memandang dan menghargai dirinya dan bagaimana orang lain memandang pribadi yang bersangkutan, walaupun hal ini tidak terlalu penting untuk dipikirkan. Banyak perempuan yang mencari identitas dirinya secara berlebihan untuk agar bisa diterima di masyarakat atau suatu kumpulan kelompok tertentu. Hal ini biasanya terjadi di masa-masa puber ataupun pada perempuan dewasa yang masih sibuk dengan banyak masalah identitas. Pendeknya, siapapun kita sebagai perempuan, identitas kita adalah sebagai ciptaan Tuhan, dan Tuhan sendiri sangat mengasihi dan peduli pada kita, bagaimanapun kita memandang diri kita. Banyak perempuan yang mengalami kejadian yang tidak menyenangkan kemudian memvonis dirinya dengan label-label tertentu, dan mengasihani diri sendiri. Para perempuan perlu cepat bangkit dari kondisi yang seperti ini karena dari pemikiran yang salah bisa timbul tindakan yang salah, yang terjelek adalah bunuh diri, dan itu seringkali terjadi hanya karena tidak adanya self acceptance / penerimaan diri yang benar. Cobalah berdamai dengan diri sendiri, terima kekurangan dan kelebihan diri kita and tetap berusahalah. Ingatlah bahwa siapapun kita di masa lalu, itu hanya masa lalu, if we lose, don’t lose the lesson. Bila kita gagal, janganlah mengabaikan apa yang bisa dipelajari dari kegagalan itu. Yang terpenting adalah hidup di masa sekarang dan untuk masa yang akan datang dengan terus memperbaiki keadaan.
Perempuan adalah juga mahluk yang senang bersosialisasi. Senang untuk ngobrol kesana kemari dengan teman-temannya karena itu juga oleh sebagian perempuan digolongkan sebagai salah satu bentuk dalam mengungkapkan emosi dan perasaannya. Perempuan suka berbicara dan ingin didengarkan. Yang perlu diingat disini adalah carilah teman berbagi yang benar. Berteman boleh dengan banyak orang, tetapi bergaul yang lebih intens sebaiknya dengan orang-orang yang akan membawa pengaruh baik dalam diri kita. Karena ada tertulis bahwa pergaulan yang jelek merusak kebiasaan baik.
Carilah calon partner hidup yang bisa mendengarkan dan memahami diri kita sebagai perempuan, banyak-banyaklah berbicara mengenai berbagai pandangan hidup dan berbagai masalah, karena memiliki nilai dan kepercayaan yang sama di dalam suatu hubungan akan sangat membantu di dalam keharmonisan suatu hubungan. Ingatlah bahwa hidup adalah juga serangkaian masalah dan pengambilan keputusan, dan keputusan diambil berdasarkan value dan beliefs seseorang, akan sangat menyenangkan bila kita dan pasangan kita mempunyai cara pandang yang sama.