Minggu, 31 Mei 2009

Belajar dari Pendidikan Pesantren


By ; Syamsul Arifin

Pesantren dikenal sebagai lembaga yang mandiri. Pesantren dalam proses perkembangannya berfungsi sebagai pusat perubahan masyarakat lewat kegiatan dakwah Islam. Secara pedagogis, pesantren terdapat proses belajar mengajar ilmu agama Islam. Dalam proses belajar mengajar di Pesantren diajarkan bahwa Islam adalah agama yang mengatur bukan saja amalan-amalan peribadatan, apalagi hanya sekedar hubungan dengan Tuhan saja, melainkan perilaku hubungan dengan sesame manusia. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pesantren. Sebagian besar pesantren dewasa ini berubah menjadi lembaga pendidikan persekolahan dan ketrampilan. 
K.A. Steenbrink, (1978), perubahan paradigma pesantren terdiri dari;
(1) perkembangan kurikulum
(2) perkembangan penggunaan metode pembelajaran dan
(3) perkembangan kelembagaan.
Dengan masuknya kurikulum ketrampilan dalam pesantren adalah sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan para santrinya.
Pesantren memiliki beberapa pilar penting, diantaranya;
(a) Pondok dan masjid sebagai wadah pembentuk jati diri
(b) Pondok sebagai ajang pelatihan dan praktek
(c) Masjid sebagai tempat pembinaan para santri dan sekolah sebagai wadah pembelajaran. Ketiga pilar itu digerakkan oleh seorang Kyai yang merupakan pribadi yang ikhlas dan menjadi teladan santrinya.
Pendidikan merupakan syarat utama lahirnya generasi baru yang unggul dan kompetitif di era global saat ini. Namun negara kita tercinta belum memiliki sistem pendidikan yang memungkinkan untuk menempatkan pendidikan sebagai kebutuhan yang penting untuk mencetak sumber daya manusia yang sesuai dengan tantangan jamannya. Kekhawatiran seperti, sedikit banyaknya terjawab oleh sistem pendidikan pesantren yang menempatkan pendidikan bahasa Arab dan Inggris sebagai instrumen pendidikan dan dijadikan sebagai alat dalam kajian ilmu.
Pesantren memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi Indonesia kontemporer. Alumni pesantren memberikan peran di berbagai bidang. Dengan menyebut beberapa nama, ada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hasyim Muzadi, Hidayat Nurwahid, Hamzah Haz, Pak Ud, Emha Ainun Najib, Nurchlish Madjid, dan banyak lagi.
Satu catatan penting dari pesantren bahwa proses pendidikan pesantren memberikan kemandirian bagi peserta didik. Ini yang belum bisa maksimal diperankan oleh pendidikan nasional kita. Sehingga keunggulan yang telah dimiliki pesantren sebaiknya dipadukan dengan sistem pendidikan umum yang juga memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh sistem pendidikan di pesantren. Harapan yang diinginkan adalah, dalam jumlah yang signifikan diperlukan kualitas pendidikan untuk mendorong daya saing bangsa di tengah-tengah pergaulan bangsa.
wallahu a'lam

Sabtu, 30 Mei 2009

Introspeksi Pertengahan Tahun


By; Missionaris

Dalam perhitungan yang dikalkulasi oleh kacamata ini, kita semua sudah berada dipertengahan tahun 2009. dan sudah terasa bahwa usia qt sudah mulai menua.

Harusnya banyak yang sudah tahu kalau sebentar lagi adalah akhir tahun. Tahun Baru memang sebentar lagi, sudah banyak yang memperkirakan bahwa setiap momen harus diprioritaskan sebagai peringatan paling spektakuler setiap kalinya. Mulai dari beberapa macam artis yang menyediakan waktunya untuk merayakan tahun baru di Pulau Dewata. Sebagian kaum borjuis menghabiskan uangnya untuk bepergian ke luar negeri. Tak ketinggalan dari orang – orang pemerintahan pun banyak yang sudah menyiapkannya sejak dulu.
Orang – orang yang termasuk kedalam strata atau golongan menengah mengakali hal tersebut dengan pergi ke pusat kota pada waktu yang ditentukan. Tak jarang orang – orang pertelevisian menganggap hal ini sebagai tambang emas baru dalam kantong mereka. Lantas memeriahkan acara di tempat yang sama, dengan bertabur bintang dan grup band nan megah.
Tak ayal, bagi golongan penulis – pengetik di Blogosphere, mereka memulai kegiatan dalam menatap tahun baru dengan membuat resolusi. Resolusi Tahun 2008. Ada pula yang membentuk sebuah Rangkuman Akhir Tahun, Retrospeksi akhir tahun. Akhir Tahun pun berarti tunjangan – tunjangan siap masuk kedalam kantong saku. Artinya, golongan – golongan melarat pun akan tetap menyemarakkan semangat akhir tahun dengan bunyi terompet.
Semua senang, semua menang. 
Tidak, tidak. Tidak selamanya begitu.
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa hidup bukan sekadar hura – hura. Bahwa hidup bukan hanya senang – senang. Bahkan kita tidak boleh lupa apabila Sang Maha Kuasa pun pernah memberikan cobaan-Nya, kepada segenap orang yang tidak seberuntung kita. Bahwa Sang Maha Kuasa pernah memberikan sebagian kuasanya kepada alam untuk murka di atas kulitnya yang berduri, duri keserakahan manusia yang tidak mampu dihakimi.
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa kita ini hidup dengan pluralitas. Hidup di dunia tidak hanya dengan golongan yang sama. Bahwa golongan lain pun tidak bisa seenak – enaknya memberikan dakwaannya kepada golongan lain. Apalagi agamamu itu agamamu, agamaku itu agamaku. Tidak sembarangan kalian – kalian para khalifah bisa menuduh seseorang itu murtad karena tidak sesuai dengan standarisasi agama kalian. Tak mungkin kalian menuduhbahwa sebuah coretantangan adalah menyimpang dari ajaran agama kalian. Tak sembarangan mengartikan Firman Tuhan, tidak bisa kalian menganggap bahwa kalian paling tahu soal perkataan-Nya. Tak pula kalian berhak mengatakan kalian itu sedang berjihad, dengan membunuh orang yang kalian sebut itu kafir. Yang kalian sebut itu adalah perbuatan mulia karena Tuhan kalian benci orang selain agama kalian. Kalian tidak punya hak istimewa.
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa kita ini hidup untuk menyongsong masa depan bersama, tak peduli usia. Seenaknya menghilangkan nikmat hidup yang lebih muda ? Siapkanlah hati dianggap sebagai belatung keparat oleh peri kemanusiaan. Bahwa tidak ada yang mencoba mengajarkan kalian menjadi seorang preman berotot asli Institut dalam negeri. Jangan khianati rakyat – rakyat seperti kami, karena mental seperti itu tak lebih hanya akan membuat kalian menjadi seorang pemimpin yang gila harta negeri.
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa harta negeri ini tidak boleh dilupakan oleh segenap penerus – penerusnya. Lihatlah pakar di sana, janganlah kalian mau terkecoh melihat sebuah senandung kenegaraan yang menjadi panjang karena ketidaktahuan. Apabila kalian tetap berkeras hati dengan hilangnya jati diri kalian, maka seharusnya kalian jangan berpanas hati begitu mengetahui suatu hari, kebudayaan kalian telah berada di tangan bangsa lain.

Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa sejarah kemanusiaan itu tidak bisa diulang ? Bukankah teramat SETAN apabila hanya karena kurangnya sebuah kata, keseluruhan sejarah Indonesia harus hangus dilalap si jago merah? Apalagi, seseorang yang tahu betul kalau pembakarnya tidak punya akal sehat, diadili karena gara – gara mengungkap fakta ? Wahai keadilan, matikah kalian dirajam oleh uang ?
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa banyak daripada kita telah mendahului untuk bertemu dengan-Nya ? Tragis, orang hebatlah yang justru harus meregang nyawa lebih awal. Apapun jenis perenggutannya, meski itu dilanda penyakit, ditabrak mati oleh pengemudi kuda besi, ataupun mati setelah berusaha membugarkan jasmani. Mereka telah berpulang dengan tenang, nikmat kematian yang justru tidak bisa dirasakan oleh jiwa ini. Ketakutan akan alam setelah hidup mungkin menjadikan kita yang sekarang ini tak mampu melakukan persiapan secara pasti.
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ? Menafkahkan sedikit waktu untuk berpikir, bahwa seharusnya wakil rakyat tidak boleh memperkaya diri sendiri. Apa lacur, ternyata perintah dari yang tertinggi memang tidak semuanya masuk akal. Fatwa dari wakil rakyatnya untuk mensejahterakan diri tidak berbuah manis di telinga penghuni Indonesia. Boleh jadi, pengadaan – pengadaan kelas berat dapat membuat kesenjangan makin besar antara staff negara dan anggota negaranya sendiri. Tidak bisa dipungkiri, apabila hanya dengan perbaikan struktur rumah tinggal dan mesin – mesin yang diingini pun, sudah berpeluang besar menghabiskan kantong negara sebanyak miliaran rupiah.
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ?
Adakah yang sempat melihat kebelakang dan melihat masa lalu ?
Adakah yang sempat berpikir akan hal itu ?
Adakah yang sempat berpikir akan hal itu, ataukah kalian berusaha menutup malu ?
Adakah yang sempat berpikir akan hal itu, ataukah kalian berusaha menutup malu ? 
Menutup semua busuk, menghilangkan semua bau amis yang kalian keluarkan sendiri ?
Ataukah kalian akan berusaha untuk memperbaikinya di masa yang akan datang, nanti ?

Waktu memang tak dapat dirubah. Kesulitan mungkin dapat saja bertambah karena Sang Penguasa memiliki skenario tersusun dengan benar, tanpa cela. Janganlah kalian lantas menyalahkan siapapun yang kira mencela. Janganlah menganggap sebuah introspeksi sebagai sebuah bahan ledekan. Tiada bangsa yang besar dengan sendirinya. Mereka belajar dari kesalahan. Jadikanlah suatu sentilan sebagai ancang – ancang untuk berlari menuju kebenaran.

Jumat, 29 Mei 2009

Pentingnya Introspeksi Diri


By; Syamsul Arifin


SETIAP manusia beriman meyakini adanya kehidupan setelah kematian, yakni alam akhirat. Kehidupan di alam akhirat merupakan kehidupan hakiki dan abadi. Kehidupan di dunia ini hanyalah persinggahan untuk menuju alam akhirat. Oleh karenanya, setiap Mukmin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia ini dengan perbuatan sia-sia, apalagi mendatangkan dosa dan murka Allah SWT.
Keyakinan terhadap adanya alam akhirat menjadi motivasi utama bagi amal shaleh, yakni perbuatan baik sesuai dengan garis yang ditentukan dalam syariat Islam. Keyakinan akan adanya alam akhirat itu pula yang bisa memunculkan sikap ikhlas dalam setiap perbuatan karena yakin Allah SWT akan memberinya imbalan setimpal (pahala). Sebaliknya, keyakinan akan adanya alam akhirat pula yang bisa memotivasi seorang Mukmin untuk menghindari perbuatan tercela. Pasalnya, jikapun balasan dosa tidak diturunkan Allah di dunia, pastilah di akhirat kelak murka-Nya akan ditunjukkan.
Di alam akhirat kelak, setiap anggota badan kita akan berbicara dan menjadi saksi atas perbuatan yang kita lakukan, sedangkan mulut kita terkunci. Dengan demikian, di akhirat kelak tidak ada tempat bagi dusta, kepalsuan, atau kepura-puraan.
Hidup di dunia sebentar saja, sekadar mampir sekejap mata. Namun, waktu yang sebentar itu pula yang bisa menjerumuskan seorang anak manusia ke jurang kehinaan dan kecelakaan dunia dan akhirat. Hal itu karena godaan kenikmatan duniawi sangatlah menggiurkan sehingga bisa meluruhkan kekuatan iman. Allah SWT memang menguji manusia dengan memberikan "hiasan" pada dirinya berupa kesenangan syahwat terhadap wanita, harta benda, dan jabatan. Saat memenuhi hasrat kesenangan itulah manusia sering melanggar batas yang sudah ditentukan Allah SWT. Kelemahan iman, kekeringan rohani dari cahaya kebenaran Islam, dan bisikan syetan merupakan penyebab utama manusia terjerumus ke jurang kenistaan.
Alquran Surat Al-Hasyr ayat 18 di atas merupakan peringatan sekaligus bimbingan Allah SWT agar kita melakukan introspeksi atau evaluasi diri, merenungkan tentang apa-apa yang telah kita perbuat dan menilai sejauh mana amal yang telah kita kerjakan untuk persiapan sebagai bekal di akhirat nanti.
Sudah seharusnya, setiap Muslim senantiasa mengingat ayat tersebut dan mengamalkannya dengan sepenuh hati, untuk memahami realitas diri. Bagaimanapun, kehidupan akhirat bagi seorang Muslim lebih penting ketimbang kehidupan dunia, sebab alam dunia ini sifatnya fana alias tidak kekal, sedangkan kehidupan akhirat adalah abadi (baqa). Allah SWT mengingatkan, "Dan kehidupan akhirat lebih baik bagimu ketimbang kehidupan dunia".
Dengan atau tanpa sadar, kita harus senantiasa mawas diri dan menjaga diri, barangkali kita selama ini terbuai dengan kehidupan dunia, waktu habis untuk memikirkan dan mengejar kesenangan dunia semata, sehingga mengabaikan persiapan dan melupakan bekal untuk kehidupan kelak di akhirat.
SURAT Al-Hasyr 18 merupakan perintah agar kita sering-sering mengevaluasi amal perbuatan kita: sejauh mana kemusliman kita telah ditunjukkan, sejauh mana keimanan kita telah dibuktikan di hadapan Allah SWT, dan sejauh mana bekal berupa amal saleh telah kita kumpulkan untuk kehidupan akhirat kelak?
Kehidupan dunia merupakan cobaan atau ujian dari Allah SWT bagi umat manusia. Dalam Alquran disebutkan, kehidupan dunia ini adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang paling baik amalnya (QS Al-Kahfi <18>: 7). Alquran juga menyatakan, kehidupan dunia ini adalah permainan, senda gurau, perhiasan, dan (ajang) adu kemegahan manusia (QS Al-Hadid <57>: 20).
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita bergelut dan berpacu dengan waktu. Dan bagi seorang Muslim, waktu sangat penting artinya. Bahkan dalam QS Al-'Ashr <103>: 1-3 Allah SWT bersumpah dengan waktu. Hal itu menunjukkan betapa kita harus mempergunakan waktu hidup di dunia ini untuk beriman dan beramal shalih. Terlebih, dalam ayat tersebut dinyatakan, semua manusia akan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Dengan demikian, ayat yang dikutip pada awal tulisan ini, salah satu operasionalisasi-praktisnya adalah kita harus merenung diri, apakah waktu-waktu kita yang telah berlalu itu kita isi dengan amal-perbuatan yang tidak melanggar hukum Allah? Apakah waktu-waktu kita justru diisi dengan amal yang mengabaikan dan melupakan perintah dan larangan-Nya? Apakah waktu-waktu yang kita lalui telah kita isi dengan amal shalih, ataukah dengan kesia-siaan bahkan kemaksiatan? Na'udzubillah.
Sebagai salah satu pedomannya, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin berarti ia termasuk orang beruntung; barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin maka ia termasuk rugi; dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk amalannya ketimbang kemarin berarti ia terlaknat."
Hadis di atas dimaksudkan agar kita senantiasa terus memperbaiki amal, meningkatkan iman dan amal shalih, atau agar kita meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam. Dzikrulmaut (mengingat kematian) merupakan salah satu stimulus bagi kita untuk melakukan introspeksi diri, apalagi kematian bisa datang kapan saja, tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT.
Kalau ternyata amal kita di masa lalu kita rasakan buruk atau penuh noda-dosa, jalan satu-satunya adalah bertaubat; memohon ampun pada Allah, menyesalinya, dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi. Jika masa lalu kita kelam, tentu saja bukan alasan untuk menjadikan kita berputus asa. Karena, Allah SWT telah menegaskan, Katakanlah! Wahai hamba-hamba-Ku yang melewati batas, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Karena sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. (QS Az-Zumar <39>: 53).
Demikianlah, Allah Maha Pengampun dan Penyayang pada hamba-hamba-Nya. Tentu, sebagai Muslim, kita harus terus berusaha seoptimal mungkin untuk menjadi hamba Allah yang baik. Tidak berpaling dari ajaran-Nya yang sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia.
Wallahu a'lam.

Sufisme Syekh Siti Jenar : Kajian Kitab Serat dan Suluk Siti Jenar




Penyunting, Windy Afiyanti. -- Yogyakarta: Narasi, 2004. -- Cet.1. -- xvi, 336 P.; 22 cm

Buku ini merupakan sistematisasi dan rekonstruksi ajaran otentik Syekh Siti Jenar dalam nuansa mistik kejawen dan spiritualitas.

Sang wali nyentrik, Syekh Siti Jenar, menghadirkan kearifan spiritual Islam di Tanah Jawa. Tujuan utama ajaran Syekh Siti Jenar adalah mengajak manusia selalu tumbuh berkembang seperti pohon Sidratul Muntaha; selalu aktif, progresif dan positif; membangkitkan Ingsun Sejati melalui tauhid al-wujud atau yang dikenal secara lokal dengan Manunggaling Kawula-Gusti. Gerakan yang dilakukan Syekh Siti Jenar bersumbu pada pembebasan kultural, pembebasan kemanusiaan dari kungkungan struktur politik berdalih agama sekaligus pembebasan dari pasungan keagamaan yang formalistik.

Namun, benarkah tuduhan bahwa ajaran Syekh Siti Jenar merupakan pertempuran antara Kejawen dan Islam? Benarkah ajaran Syekh Siti Jenar adalah rekayasa budaya untuk menyerang Islam?

Sekilas tentang Sunan Kalijaga



By; Symasul Arifin
 
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati...
----------
Dialah "wali" yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam. 
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya,Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya.
Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam ('kungkum') di sungai (kali) atau "jaga kali". Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab "qadli dzaqa" yang menunjuk statusnya sebagai "penghulu suci" kesultanan. 
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. 
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. 
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. 
Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga. 
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede - Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.

Kamis, 28 Mei 2009

Idealis, Prinnsipiil & Kepribadian Kuat





Perna denger org bilang kayak gini gk, “Dia itu org yg punya kepribadian” ato “Dia itu kepribadiannya kuat”? Sebenernya apa si ‘kepribadian’ itu? Org yg kayak gimana yg disebut ‘berkepribadian’? Bukannya ‘pribadi’ itu milik smua org atau individu?
Klo baca di Kamus Umum Berbahasa Indonesia kluaran taun 1976 (tuwir bgt), kepribadian itu berarti keadaan manusia sebagai perseorangan, ato bisa juga keseluruhan sifat yang merupakan watak orang.
Brarti ‘kepribadian’ itu adalah sifat2 yg dimiliki se2org, maka dr itu ‘kepribadian’ se2org beda dgn ‘kepribadian’ org lain. Klo kata nyet si ‘kepribadian’ se2org itu gk bs dinilai klo dia gk perna nunjukin gimana sifat dia. Jd org yg bilang klo se2org itu ‘berkepribadian’ adl org yg bener2 ngerti sifat dan watak se2org itu.
Nah, skarang pertanyaannya ‘kepribadian yg kuat’ itu yg kayak gmn? Masi kata nyet, org yg ‘kepribadiannya kuat’ adalah org yg punya sifat2 orisinil. Org itu bener2 nunjukin sifat aslinya dlm kehidupan sehari2. Org yg gak akan ikut2an org lain. Org yg keukeuh sm sifatnya.
OK… itu tadi teori2nya. Skarang bisa gk, kamu sebutin org2 terdekat kamu yg mnurut kamu ‘berkepribadian kuat’ skalian alasannya.
Perna denger org Indonesia keturunan Cina yg perna hidup di taun 60-an yg punya nama Soe Hok Gie? Org bilang dia adl. seorg idealis.
IDEALIS. Sbenernya apa si definisi idealis? Di kamus yg sama dituliskan klo ‘idealis’ berarti org yg bercita2 tinggi. Bisa juga org yg hidup / brusaha hidup mnurut cita2 (yaitu menurut suatu patokan atau pedoman yg dianggap sempurna).
Kata ayah, ‘idealis’ itu org yg punya pedoman yg terbaik menurut dia dan akan hidup sesuai pedomannya itu. nyet jg bilang definisi yg hampir sama. Kesempurnaan kata kuncinya. Walo ada yg lebih baik ato mnurut org lebih baik, tapi dia masi berpegang teguh pada pedomannya tadi. Ada kategori2 tertentu utk nunjukkin suatu ke-ideal-an.
Trus klo gitu apa bedanya sama prinsip / prinsipiil, org yg berprinsip?
Masi di kamus yg sama, yg tebelnya g ketulungan itu, tertulis klo ‘prinsip’ itu artinya asas (kebenaran yg jadi pokok dasar org berpikir / bertindak).
ayah bilang klo prinsip itu kebenaran yg diyakini kebenarannya. Contohnya agama. Agama adalah sebuah prinsip. Klo uda milih 1 agama yg diyakini kebenarannya, maka se2org akan berperilaku sesuai agamanya tsb.
nyet bilang prinsip setiap hal itu berbeda2. Sala 1 contohnya prinsip dlm blajar. Dia gak akan nyontek sesulit apapun soal yg dia hadapi pas ujian. Karna itu, dia akan mentransfer prinsipnya itu ke dlm kehidupan sehari2nya.
Bener g klo aku blg, ‘idealis’ atau ‘prinsipiil’ adalah sifat2 yg mungkin dimiliki se2org, dan slama org tersebut hidup sesuai prinsip atau hal yg dia idealkan, bisa dibilang klo org itu ‘berkepribadian kuat’. Klo kamu gmn?
Aku si ‘apapun yg aku lakukan itu adl. yg aku pingin dan aku suka’. Itu prinsip apa motto ya? Trus apa bedanya?

Empat Type Kepribadian Manusia



By; CoeL @rifin

Menurut Murthada Munthahhari didalam bukunya “Karakter Agung Ali bin Abi Thalib”, manusia itu dapat dibedakan atas 4 type kepribadian, yaitu :

1. Kepribadian Yang Tidak Menarik/Tidak Menyenangkan tetapi juga Tidak Dibenci.
Orang sejenis ini tidak ada yang menyenangi tetapi juga tidak ada yang membencinya/memusuhinya. Kehadiran ataupun ketidak hadiran orang ini ditengah orang2 lain, tidak membawa pengaruh apapun terhadap kumpulan orang lain tsb. Orang ini secara phisik ada didalam kumpulan itu tetapi pada hakekatnya dia tidak ada. Dengan demikian orang sejenis ini sama sekali tidak mempunyai arti di dalam kehidupan masyarakat. Manusia yang berkepribadian sejenis ini jumlahnya paling banyak.

2. Kepribadian Yang Menarik/Menyenangkan dan Tidak Ada Yang Membenci.
Orang sejenis ini selalu berusaha agar disenangi oleh semua orang, termasuk diantara orang2 yang saling berbeda karakter, idealisme dan prinsip. Untuk itu orang ybs akan senantiasa menyesuaikan diri dan bersetuju serta membenarkan karakter, idealisme & prinsip yang dimiliki setiap orang lainnya meskipun saling berbeda bahkan saling bertentangan antara satu dengan lainnya. Kepribadian jenis ini seringkali dinilai sebagai kepribadian yang ideal, padahal jika diteliti lebih dalam, maka orang sejenis ini sesungguhnya merupakan orang yang tidak mempunyai karakter/idealisme/prinsip, atau jika dia memilikinya, maka dia merupakan seorang yang munafik. Jika orang sejenis ini yg tidak punyai karakter/idealisme/prinsip menjadi teman kita, maka sungguh tidak ada manfaatnya, karena pada hakekatnya dia hanya akan mementingkan dirinya sendiri, karena dia ingin semua orang menyenanginya semata-2 utk kepuasan dirinya sendiri. Sedangkan Jika orang sejenis ini yg munafik menjadi teman kita, maka sungguh sangat berbahaya, karena dia sangat berpotensi menjadi musuh didalam selimut yang menikam dari belakang. Manusia yang berkepribadian sejenis ini sekalipun jumlahnya tidak banyak, tetapi hampir dapat dijumpai pada setiap kelompok manusia.


3. Kepribadian Yang Dibenci dan Tidak Ada Tertarik/Menyenangi.
Orang sejenis adalah a-sosial dan sangat egoistis. Dia menilai semuanya diluar dirinya adalah buruk dan salah. Dia membenci semua orang dan semua orang membenci dirinya. Orang sejenis ini hidup dalam dunianya sendiri, sehingga meskipun dibenci oleh semuanya, dia kurang berbahaya dibandingkan jenis kepribadian ke-2, karena disamping dia menyendiri, maka keberadaannyapun musah dikenali. Manusia yang berkepribadian sejenis ini jumlahnya sangat sedikit.

4. Kepribadian Yang Menarik/Menyenang tetapi Sekaligus Juga Dibenci.
Orang sejenis ini adalah type orang yang berpegang teguh pada karakter/ idealisme/prinsipnya. Dia menyenangi dan disenangi oleh orang lain yang mempunyai kesamaan karakter/ idealisme/prinsip. Tetapi pada saat yang sama dia juga membenci dan dibenci oleh orang lain yang mempunyai karakter/ idealisme/prinsip yang bertentangan dengannya.
Menurut Islam, Orang jenis ini dapat dibedakan atas orang yang karakter/ idealisme/prinsipnya positif dan orang yang karakter/ idealisme/prinsipnya negatif. Penilaian atas positif-negatif dilakukan berdasarkan ukuran syariat & aqidah agama (Islam). Disamping itu orang sejenis ini juga dapat dibedakan dari sudut kualitas kepribadiannya, yaitu semakin tinggi kualitas ketertarikan/-kesenangan atas dirinya, maka makin tinggi pula kualitas kebencian terhadap dirinya, juga berlaku sebaliknya. Contohnya, semakin tinggi kualitas ketertarikan/kesenangan/kecintaan para pengikut seorang nabi bahkan sampai pengikutnya itu bersedia mengorbankan nyawanya demi keyakinan akan kebenaran nabi yang bersangkutan, maka semakin tinggi pula kualitas kebencian para musuh nabi ybs sampai2 timbul keinginan untuk membunuhnya. 
Semua tokoh umat manusia baik yang Positf (Nabi, Wali, Pemimpin Kaum yg adil, dll) maupun yang Negatif (Kriminal Kaliber Top, Pemimpin Kaum yg zalim dsb) adalah dari manusia yg berkpribadian jenis ini.
Manusia yang berkepribadian sejenis ini jumlahnya tergantung pada kualitas kepribadiannya baik yg negatif maupun positif. Jumlah yang berkualitas tertinggi dari jenis ini sangat sedikit jumlahnya , yaitu diantaranya para Nabi, Imam, Wali dsb. (yang mewakili kualitas positif), dan beberap tokoh jahat umat manusia diantaranya Qabil, Jenghis Khan, Hitler dan beberapa lainnya (yang mewakili kualitas negatif)). Sedangkan yang berkualitas menengah dan rendah, meskipun tidak banyak tetapi hampir dapat ditemui pada setiap kelompok manusia.
Menurut Islam, manusia yang kepribadiannya sejenis ini dengan kualitas positif (berdasarkan ukuran syariat & aqidah Islam) merupakan jenis kepribadian yang ideal.
Wallahu a'lam

Minggu, 24 Mei 2009

Biografi Singkat Gus Dur


by; Syamsul @rifin
Sedikit lebih dekat dg Gus Dur. Tak kenal maka tak sayang. :-)
Gus Dur Memang Nomor Wahid (3); Hidup Susah, Jualan Kacang dan Es Lilin BERSAMA HABIBIE: Presiden dan Ibu Nuriyah Abdurrahman Wahid (di kursi roda) bersama BJ Habibie dan Ny Hasri Ainun Habibie, seusai pengambilan sumpah Presiden di Gedung MPR/DPR.
SECARA genetis KH Abdurrahman Wahid merupakan keturunan darah biru. Darah biru bukan dalam arti kebangsawanan, melainkan bekal dari Allah Subhanahu Wataala berupa kecerdasan luar biasa.
Dia anak seorang tokoh besar umat Islam, khususnya NU. Ayahnya, KH Wahid Hasyim, anak pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia, bernama Hasyim Asy'ari. Ibunya, Hajjah Sholehah, juga keturunan tokoh besar NU, KH Bisri Sansuri.
Ayahnya menjadi menteri agama pertama Indonesia. Dengan demikian, baik dari garis ayah maupun ibu, Gus Dur merupakan sosok yang menempati strata sosial tinggi dalam masyarakat Indonesia. Namun, sejarah kehidupannya tak mencerminkan kehidupan seorang ningrat. Dia berproses dan hidup sebagaimana layaknya masyarakat kebanyakan. Gus Dur kecil belajar di pesantren. Dia diajar mengaji dan membaca Al Quran oleh kakeknya, Hasyim Asy'ari, di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim.

“Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana”


By; Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kau ini bagaimana?

kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir
aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan
aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain
kau ini bagaimana?
kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab
kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku
kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

1987


Sebuah Tanya


Puisi-puisi Soe Hok Gie

“akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Di bawah ini ada sebuah puisi Gie yang kita tak tahu judulnya. kiranya ada yang tahu, sila lah berbagi info pada kami.

(Puisi Gie)
ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

Tampomas II, Tragedi Titanic Indonesia


Jika kita pernah menyaksikan film Titanic, tentang tenggalamnya sebuah kapal raksasa yang melegenda, tentunya yang terasa adalah kepiluan saat ratusan orang tenggelam meregang nyawa bersamaan dengan tengelamnya kapal itu. 
Perasaan itu juga yang dialami pada hari Selasa 27 Januari 1981 pada pukul 13.42 Waktu Indonesia Bagian Tengah, di perairan dekat kepulauan Masalembu, saat KMP TAMPOMAS II milik Pelni yang mengangkut ratusan penumpang perlahan-lahan lenyap ditelan lautan yang ganas, tenggelam untuk selamanya. 
Tampomas II berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada hari Sabtu 24 Januari pukul 19.00 WIB. Dijadwalkan sampai di Ujung Pandang pada hari Senin pukul 10.00 pagi. Data yang ada menyebutkan ada 1054 penumpang, 191 mobil dan sekitar 200-an motor yang berada di atas kapal tersebut.
Hari Minggu malam tanggal 25 Januari sekitar pukul 23.00 WITa Syahbandar Ujung Pandang menerima berita dari KM Wayabula, bahwa KM Tampomas II terbakar di perairan kepulauan Masalembu sekitar 220 mil dari Ujung Pandang. KM Wayabula sendiri mendapat berita dari KM Sangihe yang saat itu tengah berusaha mengevakuasi penumpang Tampomas II.
Namun cuaca bulan Januari memang tidak pernah bersahabat. Ombak besar setinggi 7 hingga 10 meter, disertai angin kencang 10 hingga 15 knot yang terus menderu, menghambat usaha penyelamatan. Sehari semalam KM Sangihe hanya mampu memindahkan 149 penumpang Tampomas II ke kapalnya.
Senin malam itu, Sekditjen Perhubungan Laut dalam siaran televisi menyatakan bahwa KM Tampomas II mengalami kerusakan mesin sehingga harus lego jangkar di perairan tersebut. Disebutkan juga bahwa sempat terjadi kebakaran, tapi semuanya sudah bisa diatasi. Kapal masih terapung dan para penumpang juga sudah tenang menunggu di dek.
Namun nyatanya, pada hari Selasa pagi tampak masih ada asap tipis mengepul di bagian belakang kapal. Dan siang harinya api membesar kembali. KM Tampomas II akhirnya miring dan tenggelam dengan cepat di posisi 114°25′60″BT — 5°30′0″LS.
Kapal-kapal lain yang berada di sekitar lokasi, KM Sangihe, KM Adiguna Kurnia, KM Istana VI, KM Ilmamui, KM Niaga XXIX, dan beberapa kapal lain berusaha semampunya untuk menyelamatkan penumpang Tampomas II yang terapung-apung di laut setelah melompat dari kapal.
Dari data terakhir disebutkan bahwa 753 orang penumpang KM Tampomas II berhasil diselamatkan termasuk awak kapal. Ditemukan 143 jenazah. Berapa sisanya yang tidak ditemukan masih menjadi tanda tanya. Penumpang yang terdaftar ada 1054 orang, namun sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum bahwa penumpang gelap yang naik bisa mencapai ratusan orang. Beberapa sumber menyatakan jumlah penumpang KM Tampomas II sebenarnya berjumlah 1442 orang. Bahkan koki kapal yang selamat mengaku diperintahkan atasannya agar memasak untuk 2000 orang.
Banyaknya korban disebabkan karena para ABK tidak tahu cara menurunkan sekoci, karena selama ini latihan penyelamatan yang ada tidak pernah benar-benar dilakukan dengan lengkap. Sementara itu ada lagi pengakuan dari perwakilan pelni di Ujung Pandang bahwa saat Tampomas II baru terbakar ia sempat mendapatkan instruksi dari Jakarta agar memberikan keterangan bahwa kebakaran yang terjadi di Tampomas II tidak membahayakan. Keterangan2 menyesatkan itu menyebabkan beberapa pihak yang hendak membantu proses penyelamatan mengurungkan niatnya.
Proses penyelamatan yang lambat dan berlangsung selama 37 jam hingga kapal tenggelam membuat penumpang yang bertahan di geladak kapal harus bertahan tanpa makanan dan minuman. Dropping makanan dari udara tidak semuanya tepat pada lokasi penumpang.
Selama 5 hari mereka terapung2 di lautan di atas sekoci bersama sekitar 80-100 orang lainnya tanpa makanan. Sekoci yang kelebihan muatan itu bahkan sempat terbalik. Ketika berhasil dikembalikan ke posisi semula hanya tersisa 70 orang. Pada hari kelima barulah mereka menemukan daratan yaitu pulau Doang-doangan Sulawesi Selatan. Sesampai di darat 2 orang menghembuskan nafas terakhir.
Mungkin yang paling patut dipuji bahkan dijadikan pahlawan adalah Kapten Kapal Tampomas II ini sendiri. Capt. Abdul Rivai. Komitmen dan dedikasinya sungguh sangat menggetarkan. Dalam keterbatasannya, dialah yang paling sibuk menyelamatkan penumpang lain tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri, saat ABK lain malah melarikan diri pada saat-saat awal.
Saat kapal sudah mulai miring, Capt. Abdul Rivai masih tampak sibuk membagikan pelampung ke para penumpang yang tidak berani terjun ke laut. Bahkan di detik2 terakhir saat kapal mulai tenggelam, Capt. Abdul Rivai masih terlihat berada di anjungan kapal sambil berpegangan pada kusen jendela.
Aksi heroik Capt. Abdul Rivai memberikan inspirasi kepada penyanyi dan penulis lagu terkenal Ebiet G. Ade untuk menulis sebuah lagu yang didedikasikan kepada sang Kapten. Di kemas dalam album kelima Ebiet yang diluncurkan di tahun 1982 bertajuk "Langkah Berikutnya". Lagu itu berjudul "Sebuah Tragedi 1981"
KM Tampomas II milik Pelni ini baru melakukan pelayaran perdananya pada bulan Mei 1980. Tapi bukan berarti ini kapal baru. KM Tampomas II dengan bobot mati 2420 ton dan mampu mengangkut penumpang 1250 sampai 1500 orang. Kapal ini sebelumnya 

bernama MV. Great Emerald dibuat di Jepang tahun 1971. (Berbagai Sumber)

Tragedi Karamnya KMP Tampomas II


By; Warga Tampomas II Masalembu

Kecelakaan pelayaran nasional yang cukup tragis di Indonesia adalah tenggelamnya kapal motor penumpang KMP Tampomas II di sekitar kepulauan Masalembo (114°25′60″BT — 5°30′0″LS) Laut Jawa (termasuk ke dalam wilayah administratif provinsi Jawa Timur). KM Tampomas II terbakar di laut dan karam pada tanggal 27 Januari 1981, merenggut ratusan nyawa penumpangnya.
Tampomas II berlayar dari Jakarta menuju Sulawesi dengan membawa puluhan kendaraan roda empat, sepeda motor dan 1054 penumpang terdaftar serta 82 kru kapal. Perkiraan mengatakan total manusia di kapal tersebut adalah 1442 orang (perkiraan tambahan penumpang gelap). Dalam kondisi badai laut di malam hari tanggal 25 Januari beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, diduga percikan api timbul dari puntung rokok yang melalui kipas ventilasi yang menjadi penyebab kebakaran. Para kru melihat dan gagal memadamkannya dengan tabung pemadam kebakaran portable. Api menjalar ke dek lain yang berisi muatan yang mudah terbakar, asap menjalar melalui jalur ventilasi dan tidak berhasil ditutup. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Selama dua jam tenaga utama mati, generator darurat pun gagal dan usaha memadamkan api seterusnya sudah tidak mungkin. 
Tigapuluh menit setelah api muncul para penumpang diperintahkan untuk segera menaiki sekoci, hal ini pun sangat lambat sebab hanya satu jalan bagi penumpang untuk diturunkan ke sekoci. Sebagian penumpang terjun bebas ke laut menghindari kobaran api, sebagian lagi menunggu di dek dan panik menunggu pertolongan selanjutnya.
Di tanggal 26 Januari Laut Jawa mengalami hujan deras, api menjalar ke ruang mesin di mana terdapat ruang bahan bakar yang tidak terisolasi. Pagi hari 27 Januari terjadi ledakan dan membuat air laut masuk ke ruang mesin (ruang propeler dan ruang generator terisi air laut), yang membuat kapal menjadi miring 45° dan tenggelam 30 jam sejak percikan api pertama menjalar.
Sampai tanggal 29 Januari tim SaR gagal melakukan pencarian karena besarnya badai laut, dan 5 hari kemudian 80 orang yang selamat dalam sekoci ditemukan 150Km dari lokasi kejadian karamnya Tampomas. Estimasi tim menyebutkan 431 tewas (143 ditemukan mayatnya dan 288 hilang/karam bersama kapal) dan 753 berhasil diselamatkan. Sumber lain (pemerintah?) menyebutkan 666 tewas.
Kapal yang dinakhodai oleh Kapten Rifai ini merupakan kapal pembelian dari Jepang. Isu yang beredar adalah kapal motor yang sudah berumur lebih dari 25 tahun yang dibeli dari Jepang (Screw Steamer 6073 tahun 1956 berukuran 6140 GRT [wikipedia]) yang dimodifikasi tahun 1971. Hasil investigasi kapal tersebut adalah kapal bekas yang dipoles dan dijual dengan harga dua kali lipatnya. 
Tak ada pejabat yang bertanggung jawab, semuanya berujung dengan kesalahan awak kapal. Hasil penyidikan Kejaksaan Agung yang menugaskan Bob Rusli Efendi Nasution sebagai Kepala Tim Perkara pun tidak ada tuntutan kepada pejabat yang saat itu memerintah, salah satunya J.E. Habibie sebagai Sekretaris Ditjen Perla. Skandal ini kemudian ditutup-tutupi oleh pemerintahan Suharto-Habibie, kendati banyak tuntutan pengusutan dari sebagian anggota parlemen. Dalam suatu acara dengar pendapat yang diadakan oleh DPR-RI tentang kasus ini, Menteri Perhubungan menolak permintaan para wakil rakyat untuk menunjukkan laporan Bank Dunia yang merinci pembelian kapal bekas seharga US$8.5juta itu. Makelar kapal Tampomas II — Gregorius Hendra yang mengatur kontrak pembelian antara Jepang dan pemerintah Indonesia itu juga lepas dari tuntutan Kejaksaan Agung.
Setelah Tampomas pelayaran nasional mulai diwadahi dengan kapal yang lebih besar dan cukup mewah yaitu Kerinci, Kambuna, Umsini dan Rinjani. Dua kali saya pernah nongkrong 25 jam di dek belakang ruang kemudi KMP Rinjani selama perjalanan Tanjung Perak - Makassar, juga perjalanan pulangnya. Sekarang KMP Rinjani dihibahkan kepada TNI Angkatan Laut oleh PT Pelni.

Iwan Fals pun kemudian menulis lagu Celoteh Burung Camar 
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan keras melebihi
Gemuruh gelombang yang datang
Sejuta lumba-lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar Tampomas terbakar
Risau camar memberi saran Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hati kurasa bukan takdir Tuhan
Karena ku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan celoteh sang pawang
Bermacam alasan tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat derita
Dan jerit penumpang kapal
Tampomas… sebuah kapal bekas
Tampomas… terbakar dilaut bebas
Tampomas… penumpang terjun bebas
Tampomas… beli lewat jalur culas
Tampomas… hati siapa yang tak panas
Tampomas… kasus ini harus tuntas
Tampomas… orang-orang jadi amblas 

Senin, 24 Januari 2005M
12 Dzulhijjah 1425H

–Dari berbagai sumber.