Senin, 22 September 2014

Daya Tahan Dan Kontinuitas Pesantren



Oleh : Samsul Arifin

Dunia pesantren, dengan meminjam istilah kerangka Hossein Nasr, adalah dunia tradisional Islam, yakni dunia yang mewarisi dan memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan ulama dari masa ke masa dan tidak terbatas pada periode tertentu dalam sejarah Islam, seperti periode kaum salaf, yaitu periode para sahabat Nabi Muhammad dan tabi’in senior. Anehnya, istilah "salaf" juga digunakan oleh kalangan pesantren misalnya "pesantren salafiyah".
Walaupun dengan pengertian yang jauh berbeda, jika tidak bertolak belakang dengan pengertian umum mengenai salaf seperti baru saja dikemukakan. Istilah "salaf" bagi kalangan pesantren mengacu pada pengertian "pesantren tradisional" yang justru sarat dengan pandangan dunia dan praktik Islam sebagai warisan sejarah, khususnya dalam bidang syari'ah dan tasawuf. Perbedaan pesantren dalam memahami pengertian "salaf" merupakan "Sistem Nilai di Pesantren dan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah".

Jumat, 23 Mei 2014

Warkop Kecil dengan Aroma Luar Biasa

Bagi para penikmat kopi, tempat tentunya bukanlah prioritas utama, tak peduli di pinggir jalan, lesehan, warung kecil, hingga di tempat terbuka sekalipun. Namun, para penikmat kopi biasanya lebih mengutamakan rasa, aroma dan kelezatan rasa kopi dibanding keberadaan tempat dan lokasi warung kopi (warkop) itu sendiri.

Di Pamekasan, salah satu warkop yang banyak digemari sebagian penikmat kopi, yakni kopi Pak Saleh, salah satu warung kecil yang terletak di kawasan Jl Brawijaya Indah, Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Kota, tepatnya depan kampus eks STAIN Pamekasan.

Sesuai dengan namanya, pemilik warkop kecil yang berdekatan dengan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pamekasan itu memang bernama Shaleduddin (60), salah satu warga yang sudah berjualan kopi sejak tahun 1981 lau. Sehingga para penikmat kopi di warkop tersebut sering menyebutnya dengan "Kopi Pak Saleh".

Minggu, 22 September 2013

KETIKA ASA TAK LAGI BERPIHAK II


Rentang masa tiga bulan dari catatan pertama, sekilas kisah tentang seorang perempuan bernama Rhensi yang sudah menjalani kehidupan barunya sebagai seorang istri dari laki-laki yang mencintainya, terlihat sudah nampak kebahagian di antara mereka sekalipun sesekali terjadi 'gesekan-gesekan' yang menjadi petanda dari awal penyatuan perbedaan di antara keduanya dalam membangun mahligai rumah tangga. Mereka pun berhasil mengatasinya dengan kepala dingin, senyum bahagia pun sudah mulai mengembang pada bibir merahnya, yang bertanda ia sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan status barunya.

Selasa, 11 Juni 2013

KETIKA ASA TAK LAGI BERPIHAK

"Sekuat apapun kita berusaha, 
senekat apapun kita beraksi. 
Akan tetapi, Tuhan lah yang mengatur semuanya".

Mungkin prakata itu bisa menggambarkan dari sosok seorang lelaki, sebut saja Arif, yang senantiasa berusaha untuk mengungkapkan kata kejujuran yang sudah lama tersembunyi dibalik ketakutannya untuk mengungkap kata. Entah karena ia takut, tidak percaya diri, atau yang lainnya. Sehingga ia pun terpuruk dalam penyesalan atas kegagalan yang "terlambat" diungkapkan.