Sebuah perjalanan
panjang tanpa lelah yang menguras fisik dan pikiran, harus Q lalaui demi sebuah
tugas. Itupun Q lakukan untuk menjunjung tinggi tugas dan menghargai
'ketidakberdayaan' seorang sahabat yang berhalangan melaksanakan tugas.
'Pagi' beserta
hujan menemani perjalanan panjang ke arah timur Pulau Garam, Madura, tepatnya
menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Sayang setibanya di Pelabuhan, acara pun
belum tampak siap. Sehingga membuatQ mencari warung penjual kopi untuk
menghilangkan rasa dingin yang Q bawa mulai awal perjalanan.
Segelas kopi
hangat menemaniQ di masa 'penantian', beruntung kopi itu membuatQ sedikit fresh
dan bisa menghilangkan sedikit lelah yang masih saja Q rasa. Hingga sesaat
kemudian, baru datang teman-teman seperjuangan menemani rasa sepiQ dengan sapa
yang diiringi dengan guyonan tanpa makna. Namun, itulah yang membuatQ lebih
merasa bila Q tidaklah sendiri.
Beberapa saat
kemudian, kapal penyeberangan yang akan mengantarkan rombongan ke sebuah pulau
di wilayah Sumenep, tepatnya Kepulauan Sepudi, sudah mulai menbunyikan sirine
sebagai tanda pemberangkatan. Hingga akhirnya semua rombongan, satu persatu
memasuki geladak kapal dengan tertib.
Sesampainya di
kapal, ruang khusus sudah disiapkan panitia untuk para rombongan. Ruang
tersebut anggap saja berkelas bagi para penunpang lainnya, dimana tempat
tersebut merupakan ruang VIP yang tidak sembarang orang bisa menempati.
Namun sayangnya,
bagiQ tempat itu sangatlah tidak cocok sama sekali. Sebab saat Q memasuki ruang
itu, terpampang tulisan putih dengan dasar tulisan warna merah 'Dilarang
Merokok'. Hingga akhirnya Q pun lebih memilih duduk di geladak kapal demi
sebuah 'kenyamanan'. Hehe
Tanpa dirasa,
perjalanan selama 2,5 jam sudah membawaQ melihat sebuah dermaga kecil yang
dilengkapi dengan mercusuar yang mengarah ke tengah pantai. Bahkan, rasa penat
yang Q rasakan saat dalam perjalanan seketika sirna setelah menginjakkan kaki
ke pulau lain selain pulauQ sendiri.
Pelabuhan
Tarebung, begitulah nama dermaga itu biasa disebut, mengingatkanQ akan kampung
halaman dan tanah kelahiranQ sendiri. Sebab, suasana di pelabuhan tidak jauh
berbeda dengan pelabuhan di pulauQ.
Panas menyengat
dan terik sang surya mengiri perjalanan menuju selatan pulau sang legenda
Sumenep, Adi Poday. Tepatnya ke Desa Pancor, Kecamatan Garam, yang tidak lain
merupakan tujuan dari perjalanan melaksanakan tugas. Namun, sebelum sampai ke
lokasi, sejenak rombongan berhenti di salah satu masjid di Desa Pancor, guna
melaksanakan ibadah shalat dhuhur.
Selesai
beribadah, sejenak Q bersama rombongan lainnya 'mengisi perut' dengan menu yang
tidak jauh beda dengan suasana di kampungQ. Nasi putih dengan ikan kerapu bakar
menjadi dahaga yang Q tahan sejak pagi yang hanya terisi asap dan air.
Selanjutnya,
rombongan mulai bergeser menuju Kantor Balai Desa Pancor, Gayam, dan melakukan
kegiatan pelatihan bersama sejumlah kelompok masyarakat di desa tersebut.
PerjalanQ tidak
cukup hanya disitu, beberapa jam kemudian. Q bersama rombongan kembali bergeser
ke asta legenda Pulau Sepudi, yakni Adi Poday, yang tidak lain merupakan suami
dari Potre Koneng dan ayahanda dari Jokotole.
Sesampainya di
Asta Adi Poday, Q panjatkan salam hormat bagi salah satu legenda dan leluhur masyarakat
Sumenep. Dengan khusu' Q panjatkan doa bagi para leluhur dan Q pasrahkan
sepenuhnya bagi sang Kuasa untuk 'melanjutkan' kehendak-Nya. Bagaimanapun, Q
hanyalah seorang hamba hina yang senantiasa berserah diri kepada TuhanQ.
Silaturrahmi
dengan penjaga asta Adi Poday, menjadi menu berikutnya sebelum akhirnya Q
bersama rombongan kembali ke lokasi pelatihan. Hingga akhirnya Qta pun kembali
bergeser menuju Dermaga Tarebung, dan akhirnya kembali ke Sumenep Daratan (ke
Madura, istilah orang Sepudi).
Sesampainya di
dermaga, Qta pun harus menunggu kapal yang akan membawa ke pelabuhan Kalianget.
Sebab, kedatangan kapal dengan kedatangan kami selisih 2,5 jam. Dan kami pun
harus menunggu dengan waktu yang sedikit lama. Bermacam aktivitas dilakukan
oleh para rombongan guna menyelesaikan tugas mereka masing-masing.
Sementara, Q
sendiri masih saja berusaha mencari secangkir kopi guna menghilangkan kebosanan
akibat menunggu kapal yang tidak kunjung datang. Hingga akhirnya lampu kapal
tampak dari tengah laut dan menyandar di pelabuhan dengan suasana gelap pekat.
Ah... Sejauh
inikah perjalananQ? Saat naik ke atas kapal Q mulai bosan dengan keadaan,
beruntung stok rokok dan kopi mampu menemaniQ dalam keadaan suasana yang
terbilang kacau.
Saat para ABK
mulai melepas tali kapal satu persatu, Q mulai menarik nafas panjang dan
berucap Bismillah. Kapal pun secara berlahan mulai meninggalkan dermaga dengan
suasana yang cukup hening, dan hanya terdengar suara deru mesin yang membawa
kami ke pulau seberang.
Geladak kapal
menjadi pilihanQ sejenak untuk merebahkan badan. Q berpikir dengan iringan
suara angin sepoi, langit tenang bertabur bintang, dengan irami air laut akibat
laju kapal yang mulai cepat. Kembali Q tarik nafas panjang dan berharap segera
sampai di pulau tujuan.
Syukur
al-Hamdulillah, 2,5 jam berlalu. Q injakkan kaki di daratan dermaga Kalianget,
tanpa terasa Q sudah kembali ke Sumenep daratan dengan selamat dan tanpa
kekurangan apapun selain rasa capet dan lelah. InginQ segera pulang dan kembali
ke tempat dimana Q biasa berbaring tenang, tenteram dan damai.
Namun akhirnya, Q
harus mengalah dengan keadaan fisikQ yang sudah mulai lemah dan terkuras.
Dengan menumpang kamar seorang sahabat, Q baringkan tubuhQ dengan tenang dan
berusaha untuk selalu terlelap hingga akhirnya pagi pun kembali menyambutQ.
*hanya sekedar
catatan
Powered by
Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar